Integrasi BUMN karya telah masuk dalam peta jalan BUMN 2024-2034. Kementerian BUMN dipastikan bertanggung jawab atas rencana tersebut dan tidak akan terputus setelah pemerintahan berganti.
Sehingga pada dasarnya tenggat waktu menjadi tidak relevan. Hal tersebut juga ditegaskan oleh Herry. Selain tidak relevan juga jika dipaksakan akan menjadi warisan yang buruk Menteri BUMN Erick Thohir.
”Misalnya gini, kita ambil contoh kembali dari kluster ADHI, ini ada tiga perusahaan, ketika digabungkan, size-nya misalnya akan menjadi sekitar Rp60 triliun. Kita ibaratkan sebagai sebuah restoran ternama yang berlokasi di Sudirman. Tapi mohon maaf ya, yang memimpin tiba-tiba karena integrasinya dipaksakan selesai segera, yang tadinya megang warteg di Mampang. Gimana investor bisa percaya taruh modal disitu” tutur Herry.
Menurut Herry persoalan teknis yang sifatnya masalah jangka pendek, seperti persoalan administrasi integrasi atau anggota BUMN Karya yang akan diintegrasikan adalah
perusahaan publik, tidak boleh mengalahkan subtansi yang memiliki pengaruh jangka panjang terhadap kluster hasil integrasi.
”Kenapa saya terus menekankan soal substansi, karena ini soal masa depan, 10-20 tahun kedepan kita masih akan bergerak di bidang infrastruktur dan sangat bergantung pada BUMN. Jadi saya pikir pemerintah segera tunjuk saja BUMN Karya yang memiliki kapasitas untuk memimpin integrasi, kemudian yang tidak memiliki kapasitas bisa menerima secara legowo, juga siap ketika ditugaskan membantu,” pungkasnya.