News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prabowo Pastikan Jaga Defisit APBN di Bawah 3 Persen, Ekonom: Tenangkan Pasar Valas dan SBN

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rupiah mengungguli penguatan mata uang Asia terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (24/6/2024) ini.

Penguatan rupiah terjadi usai Presiden Terpilih RI 2024-2029 Prabowo Subianto sepakat dengan pemerintahan sekarang untuk menjaga defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di bawah tiga persen terhadap PDB.

Baca juga: Rupiah Melemah, Bank Dunia Perkirakan Belanja Subsidi dan Bansos Bebani APBN

Defisit fiskal dalam RAPBN 2025 ditargetkan berkisar 2,29-2,82 persen terhadap PDB.

Kesepakatan Prabowo itu sebelumnya dilontarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers yang juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan dari perwakilan Tim Prabowo-Gibran, yakni Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Thomas Djiwandono.

Sri Mulyani menyebut Prabowo telah memberikan keyakinan bahwa dirinya akan berkomitmen menjaga defisit APBN di bawah tiga persen PDB.

Baca juga: Sri Mulyani: Prabowo Setuju Jaga Defisit APBN di Bawah 3 Persen

"Hal tersebut mengonfirmasi bahwa pemerintah akan mempertimbangkan kebijakan fiskal yang prudent," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Senin (24/6/2024).

Selain memastikan bahwa defisit fiskal tetap di bawah ambang batas tiga persen terhadap PDB, Prabowo juga telah menyepakati dengan pemerintahan saat ini untuk mengalokasikan Rp 71 triliun untuk program prioritas makan bergizi gratis.

Menurut Josua, dua pernyataan itu cenderung menjadi obat penenang pasar, terutama pasar valas dan SBN.

Baca juga: Morgan Stanley Turunkan Peringkat Saham Indonesia, Khawatir Arah Kebijakan APBN Pemerintahan Baru

"Pernyataan tersebut cenderung menenangkan pasar, terutama pasar valas dan SBN, yang cenderung khawatir terkait belanja pemerintah yang ekspansif pada pemerintahan berikutnya," kata Josua.

Adapun rupiah pada hari ini ditutup menguat 0,34 persen ke level Rp 16.394 per dolar AS dan yield SUN tenor 10 tahun juga tercatat turun 2bps ke level 7,12 persen.

Dalam jangka pendek, sentimen tersebut diperkirakan akan mendukung pergerakan rupiah dan pasar domestik.

"Nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 16.325-16.425 per dolar AS pada perdagangan hari Selasa besok," pungkas Josua.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini