News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pusat Data Nasional Diserang Ransomware, Telkom Belum Bisa Pastikan karena Human Error

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Antrean di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Banten, saat Pusat Data Nasional (PDN) Kominfo down dan berimbas kepada pengecekkan paspor, Kamis (20/6/2024).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 mengalami eror setelah adanya serangan ransomware.

Diketahui, ransomware merupakan malware yang melakukan aksinya dengan masuk ke dalam sistem lalu mengenkripsi data maupun sistem.

Telkomsigma yang merupakan anak usaha Telkom Indonesia sebagai pengelola, belum bisa memastikan apakah ada indikasi human error atau kelalaian manusia, sehingga bisa masuk ransomware ke PDNS 2.

Direktur Network & IT Solution Telkom Indonesia Herlan Wijanarko mengatakan, saat ini masih dilakukan audit forensik oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Baca juga: Wapres Minta Investigasi Server PDN yang Diretas Minta Tebusan 8 Juta Dollar

"Nanti pada saatnya pasti bisa kita temukan, tapi yang jelas sudah pasti ini ransomware ya. Ransomware memang dari tahun ke tahun attack-nya semakin meningkat," katanya dalam konferensi pers di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2024).

Terkini, Kominfo bersama Telkom Indonesia dan BSSN masih menangani pemulihan dari PDNS 2 yang terletak di Surabaya, Jawa Timur itu.

Herlan mengatakan, akibat dari serangan ransomware ini, data yang ada sudah kena serangan tersebut tidak bisa di-recovery atau diselamatkan lagi.

"Kami berupaya keras untuk melakukan recovery dengan resources yang kita miliki. Yang jelas data yang sudah kena ransomware ini sudah enggak bisa kita recovery," ujarnya.

Herlan mengatakan, dalam upaya pemulihan ini, masih ada yang bisa diselamatkan yakni para tenant yang masih memiliki backup data.

Kemudian, sekitar 44 tenant tersebut yang masih memiliki backup data telah dikontak dan diupayakan pengaktifan kembali layanan mereka.

"Kira-kira jumlah 44 tenant, ini kami masukkan sebagai recovery stage 1. Kami kontak, kemudian kami klarifikasi dengan para tenant, dan mulai kami upayakan untuk bisa kami aktifkan layanannya. Tentu melalui medium temporer ya. Jadi kami punya dua medium temporer di PDNS 1 dan 1 di pihak lain yang kita siapkan untuk mengaktifkan temporary," jelas Herlan.

Tak hanya tenant yang disebut sudah memiliki backup data, Herlan mengatakan semua tenant yang ada di PDNS 2 dihubungi untuk diverifikasi apakah mereka memiliki backup data atau tidak.

Kalau ternyata ada tenant yang tidak memiliki backup data, mereka akan disediakan wadah baru sebagai pengganti PDNS 2.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini