Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat penerbangan Alvin Lie berpendapat, lemahnya sistem pengawasan perusahaan ground handling hingga proses rekrutmen berdampak pada terbentuknya tindakan berkelompok oleh pekerja di bandara.
Hal tersebut merespons sindikat pencuri koper penumpang pesawat di Bandara Sultan Hasanuddin yang merupakan porter satu maskapai, dengan modus memanfaatkan keterlambatan keberangkatan pesawat.
"Kejahatan ini bisa berlangsung lama juga tidak lepas dari kelemahan pemeriksaan keamanan bandara. Pekerja di area Baggage Makeup Room (BMR) seharusnya diperiksa saat masuk dan keluar area tersebut untuk memastikan mereka tidak membawa barang-barang yang tidak semestinya mereka bawa," kata Alvin saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (29/6/2024).
Baca juga: Polisi Sebut Porter Maskapai Manfaatkan Keterlambatan Pesawat untuk Bobol Koper di Bandara
Alvin menyampaikan, perusahaan ground handling sedianya perlu membenahi sistem rekrutmen dan pengawasan untuk menekan tindak kejahatan di bandara. Selain itu, pemberian imbalan atau penghargaan kepada petugas diluar gaji juga perlu dilakukan.
"Serta evaluasi sistem outsource, beri kejelasan jenjang karier agar pekerja takut kehilangan karier dan masa depan," lanjut Alvin.
Sedangkan dari sisi bandara, Alvin menyebut bahwa pihak keamanan bandara juga perlu benahi melalui pemeriksaan pekerja yang masuk dan keluar dari sisi airside.
Kemudian, pemantauan CCTV di area BMR dan Baggage Breakdown Area atau ruang pemrosesan bagasi setelah turun dari pesawat, sebelum ke konveyor untuk diserahkan kepada penumpang.
"Sisi maskapai penerbangan perlu evaluasi kinerja perusahaan ground handling dan pekerjanya," ungkap Alvin.
Sebelumnya Polisi membongkar kasus pencurian terhadap penumpang pesawat hingga merugi Rp40 juta.
Wakapolresta Bandara Soekarno-Hatta AKBP Ronald Sipayung mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (26/5/2024) yang lalu.
Saat itu, korban berangkat dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Namun, kata Ronald saat tiba di tujuan, sejumlah barang di dalam kopernya hilang.
"Setelah pelapor mengambil bagasinya berupa satu buah koper dan dua buah kardus. Kemudian pelapor memeriksa barang miliknya yang ada didalam koper dan didapati barang berupa satu buah cincin emas, dua cincin emas berlian, uang tunai sebanyak 300 dolar Amerika, uang tunai sebanyak dolar Singapura sudah tidak ada," kata Ronald kepada wartawan, Jumat (28/6/2024).
Atas hal itu, korban membuat laporan ke Polresta Bandara Soekarno-Hatta dan langsung dilakukan pengusutan.
Terpisah, Polresta Bandara Soekarno-Hatta membongkar sindikat pencuri koper penumpang pesawat di Bandara Sultan Hasanuddin yang merupakan porter satu maskapai.
"Ini terjadi di dalam posisi jadwal keberangkatan pesawat saat mengalami penundaan jadwal keberangkatan pesawat selama 2 jam," kata Kasat Reskrim Polresta Bandara Soetta Kompol Reza Fahlevi kepada wartawan, Jumat (28/6/2024).
Reza mengatakan, pihak kepolisian juga menerima laporan serupa tentang pencurian dengan modus serupa. Para korban melaporkan pencurian terjadi saat adanya keterlambatan keberangkatan pesawat.
"Hampir semua laporan masuk yang dilaporkan para korban memiliki kesamaan yakni terjadinya aksinya pembobolan pada saat jadwal keberangkatan pesawat melalui penundaan," ujarnya.
Saat ini, lanjut Reza, pihaknya berkoordinasi dengan pihak maskapai hingga petugas keamanan bandara terkait hal tersebut untuk pengawasan ekstra untuk mencegah hal serupa terjadi.
"Ini catatan penting yang kami sudah sharing pada teman-teman air line, temen handling, teman-teman AirNav security untuk selanjutnya ke depan apabila dalam jadwal keberangkatan penerbangan mengalami penundaan perlu ada penebalan, perlu ada pengawasan tambahan. Hal ini kita lakukan untuk menjamin terciptanya kenyamanan, keamanan dan juga keselamatan penerbangan," jelasnya.