Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat di level Rp16.371 per dolar AS pada Rabu (3/7/2024). Mata uang Garuda menguat 25 poin atau 0,15 persen dari perdagangan sebelumnya Rp16.396 per dolar AS per dolar AS.
Di kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, rupiah menguat ke Rp16.387 per dolar AS.
Terpantau pergerakan mata uang di kawasan Asia variatif di mana bath Thailand menguat 0,03 persen, won Korea Selatan naik 0,21 persen, peso Filipina terangkat 0,10 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,02 persen,
Adapun dolar Singapura dan yuan China kompak melemah 0,03 persen petang ini.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi menuturkan sentimen penguatan rupiah disebabkan komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang agak dovish hingga menunjukkan bahwa bank sentral AS kemungkinan besar akan memulai siklus pelonggaran pada akhir tahun ini.
“Komentar pejabat tinggi The Fed melebihi data yang menunjukkan lowongan pekerjaan di AS meningkat pada bulan Mei setelah mencatat penurunan yang sangat besar dalam dua bulan sebelumnya,” urainya dalam riset harian.
Lowongan pekerjaan, yang mengukur permintaan tenaga kerja, naik 221.000 menjadi 8,140 juta pada hari terakhir bulan Mei, menurut laporan Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja atau JOLTS.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 7,910 juta lowongan pekerjaan di bulan Mei.
Data untuk bulan April direvisi lebih rendah untuk menunjukkan 7,919 juta posisi yang tidak terisi dibandingkan dengan yang dilaporkan sebelumnya 8,059 juta.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Kembali Tergerus, Hampir Sentuh Level Rp 16.400
Sementara itu di sisi internal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp8.353,02 triliun pada Mei 2024. Jumlah utang itu naik sebesar Rp14,59 triliun dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang senilai Rp8.338,43 triliun.