Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Bioetanol sedang didorong sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Indonesia sendiri juga memiliki Peraturan Presiden No. 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati
(Biofuel).
Sebagai informasi, perjalanan pengembangan bioetanol tidak dimulai baru-baru saja di dalam negeri, namun sudah sejak tahun 1965.
Menurut data tahun 2023 dari Kementerian Pertanian, Indonesia memiliki 37,4 juta ton produksi. Dari produksi tersebut, 4,5 persen merupakan molases.
Molases adalah uncrystalize (tidak mengkristal) daripada proses kristalisasi tebu menjadi gula atau nira yang tidak mengkristal dalam proses untuk dijadikan gula ini. Bahasa lainnya molases merupakan waste atau limbah tebu.
Ketua Asosiasi Produsen Spiritus dan Etanol Indonesia (Apsendo) Izmirta Rachman, mengatakan tidak usah khawatir bahwa industri bioetanol berbasis molases akan berkompetisi dengan industri pangan.
"Jadi kami bukan kompetisi dengan industri gula. Tetapi kami adalah sinergi industri gula yang mendukung program swasembada, sejalan dengan Perpres Nomor 40 Tahun 2023. Kembali lagi industri etanol adalah pendukung industri gula, karena kami menggunakan bahan baku molases," tutur Izmirta dalam diskusi GIIAS 2024, ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (24/7/2024).
Dengan kondisi eksistensi produksi tebu sekarang, Indonesia sudah memiliki 1,685 juta ton molases yang siap untuk dijadikan bioetanol.
Baca juga: Kementerian ESDM Kembangkan Bioetanol Lebih Masif untuk Campuran BBM Kendaraan
"Rasio yang paling mudah 1 liter bioetanol berasal dari 4 Kg tetes molases, jadi 4:1. Potensi eksisting molases kita saat ini bisa konversikan menjadi bioetanol sebanyak 421.000 kiloliter tanpa harus menambah 700.000 hektar sesuai dengan Perpres 40."
"Tetapi kalau mau menambah sekitar 700.000 hektar kami siap menjadi 1,2 juta kiloliter," terang Izmirta.
Ia menambahkan, potensi Indonesia untuk jadi swasembada bioetanol saat ini sangat mungkin, terlebih dengan produksi tebu saat ini.
Baca juga: Gaikindo Tunggu Realisasi Penjualan BBM Bioetanol RON 95 oleh Pertamina
"Jadi eksistingnya kita sudah siap dan untuk menuju swasembada bioetanol kita sudah siap lagi, sepanjang program penanaman peningkatan kualitas dan penambahan dari orpam-orpam quality itu sejalan dengan eksistensi perluasan area tanam," jelas Izmirta.