TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Tbk atau BTN Syariah, mencatatkan kinerja laba bersih senilai Rp370 miliar pada semester I-2024.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengungkapkan, angka ini tumbuh 32 persen secara tahunan.
Ia melanjutkan, catatan kinerja ini menjadikan kontribusi laba dari unit syariah terhadap total laba BTN juga meningkat dari 19 persen menjadi 25 persen.
Baca juga: Cetak Sejarah Baru! Juara Miss Supranational 2024, Harashta tiba di Tanah Air Disambut BCA dan YPI
Nixon mengungkapkan, hal ini buah hasil strategi manajemen BTN untuk mengoptimalkan penjualan produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui unit usaha syariah.
Bos BTN ini melanjutkan, secara umum, perolehan laba bersih BTN Syariah ditopang ekspansi pembiayaan yang berkelanjutan.
"Skema KPR syariah semakin diminati karena menjanjikan angsuran tetap. Skema ini sangat relevan di tengah ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi suku bunga," ungkap Nixon dalam keterangannya, Jumat (26/7/2024).
"Nasabah yang mengandalkan gaji bulanan untuk angsuran KPR tentu merasa lebih nyaman dengan skema ini. Potensi bisnis KPR syariah sangat menjanjikan karena produknya relevan dengan kebutuhan nasabah," sambungnya.
Adapun sampai dengan Juni 2024, total baki debit (outstanding) pembiayaan BTN Syariah mencapai Rp41 triliun, naik 22 persen dibandingkan posisi Juni 2023.
Sejak 2021, pembiayaan BTN Syariah mencatat tren pertumbuhan berkelanjutan dengan rata-rata pertumbuhan di atas 12 persen.
Nixon menjelaskan ekspansi pembiayaan syariah tetap diarahkan pada sektor perumahan dan pembiayaan consumer.
Portofolio pembiayaan BTN Syariah berasal dari pembiayaan perumahan sebesar 98,3 persen sedangkan sisanya berasal dari pembiayaan consumer.
Baca juga: Skema Cicilan KUR BRI Plafon Rp100 Juta Tenor 5 Tahun Periode Juli 2024, Cukup Siapkan KTP dan KK
"BTN Syariah akan tetap fokus di pembiayaan perumahan yang telah menjadi core sector. Terlebih preferensi masyarakat terhadap produk syariah tetap tinggi sehingga ruang pertumbuhannya masih sangat besar," jelas Nixon.
Secara umum, pertumbuhan pembiayaan BTN Syariah ditopang oleh segmen pembiayaan perumahan subsidi yang berkontribusi 63 persen terhadap total portofolio pembiayaan.
Portofolio pembiayaan yang juga signifikan berasal dari pembiayaan perumahan non-subsidi yang berkontribusi 31 persen.
Untuk diketahui, di segmen subsidi, BTN Syariah merupakan bank penyalur kedua setelah BTN konvensional dengan pangsa pasar 21 persen.
Menurut data BP Tapera, per 23 Juli 2024 BTN Syariah telah menyalurkan pembiayaan untuk 20.773 unit dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Meski tumbuh agresif, kualitas pembiayaan terus mengalami perbaikan. Rasio Non Performing Financing turun dari 3,3 persen di Juni 2023 menjadi 2,8 persen di Juni 2024.
Berkat penurunan NPF, BTN mengalokasikan pencadangan yang lebih sedikit di mana NPF coverage turun daru 158 persen menjadi 125 persen.
"Kinerja organik BTN Syariah sejauh ini menunjukkan tren yang sangat positif. Namun kami juga masih membuka peluang dan mempelajari situasi di market untuk pertumbuhan anorganik di masa mendatang," pungkasnya.