Laporan Wartawan Tribun Network, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Progrem pembangunan bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah realisasinya kini sudah mencapai 86,09 persen.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Muhammad Hanugroho mengatakan bendungaan ini didesain dengan tinggi 70 meter dari pondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter dengan kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik (m3).
Diyakini, keberadaan bendungan ini dapat membawa banyak manfaat.
“Salah satu manfaatnya sebagai penyuplai kebutuhan air baku 150 liter per detik (l/dt) untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar,” ujar pria yang karib disapa Oho tersebut dalam keterangan resminya yang diterima Tribun, Sabtu(27/7/2024).
Manfaat berikutnya, kata dia, sebagai irigasi atau mengairi 1.494 hektar (ha) persawahan di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo, kabupaten Karanganyar.
Bendungan Jlantah diklaim mampu mereduksi banjir hingga 70,33 meter kubik per detik (m3/dt) dengan volume 1,436 juta m3
Dijelaskan Oho, bendungan tersebut berpotensi pula sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, dengan sebesar 625 kilowatt (kw).
“Melihat lokasinya yang cukup strategis di antara Sungai Jlantah dan Sungai Puru di Desa Tlobo dan Karangsari, maka bendungan ini pun dapat menjadi objek wisata. Ada kesempatan untuk mengembangkan bidang pariwisata dan agrowisata,” tuturnya.
Berbeda dengan Bendungan Jlantah, kemajuan pembangunan Bendungan Jragung telah menyentuh hampir 50 persen. Sampai bulan depan ditargetkan realisasinya bisa menembus 58 persen.
Baca juga: Indra Karya Garap Bendungan Sepaku Semoi, Jadi Sumber Air Baku untuk IKN Nusantara
Disebutkan, bendungan yang berada di Kabupaten Semarang ini akan menyuplai kebutuhan air baku di beberapa daerah di Jawa Tengah. Suplai mencakup sebesar 500 l/dt untuk Semarang, 250 l/dt ke Demak,
serta 250 l/dt untuk Grobogan.
Kemudian bermanfaat menyuplai air irigasi di persawahan seluas 4.528 ha.
“Bendungan Jragung turut berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro berkapasitas sebesar 1.400 kw dan berkesempatan pula dikembangkan menjadi agrowisata,” jelas dia.
Sebagai informasi, kedua bendungan di atas merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Adapun total nilai kontrak Bendungan Jlantah sebesar Rp 956 miliar, sementara Jragung senilai Rp 2,3
triliun.
Baca juga: Selain Suplai Kebutuhan Air IKN dan Balikpapan, Bendungan Sepaku Semoi Jadi Destinasi Wisata Baru
Waskita Karya sebagai kontraktor memastikan pengerjaan kedua proyek tersebut bisa rampung tepat
waktu. Sebelumnya, sudah ada 64 PSN yang berhasil diselesaikan pembangunannya oleh perusahaan.
“Waskita Karya sebagai BUMN Konstruksi berupaya menjaga kepercayaan pemerintah yang telah menunjuk kami untuk mengerjakan proyek Bendungan ini. Diharapkan bisa selesai tepat waktu, agar
masyarakat segera dapat merasakan manfaatnya,” ujar Oho.