Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong agar petani bisa menambah nilai tambah dari kebun sawitnya dengan tidak hanya menjual Tandan Buah Segar (TBS).
Namun, petani didorong bisa mengolah kelapa sawit menjadi minyak makan merah agar kesejahteraan juga bisa ikut terkerek naik.
Menurut Teten, pengolahannya bisa dilakukan dengan proses sederhana, tetapi tetap memiliki kandungan gizi yang tinggi dengan pro vitamin A dan E.
Hal itu ia sampaikan saat melakukan Groundbreaking Pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah Koperasi Unit Desa (KUD) Sejahtera di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan.
Baca juga: Diklaim Lebih Sehat, Berikut Cara Pemakaian Minyak Makan Merah yang Tepat
"Sebagaimana disampaikan Pak Presiden bahwa harus ada peningkatan kesejahteraan petani," kata Teten dikutip dari keterangan tertulis pada Sabtu (3/8/2024).
"Kalau bisa petani mendapat nilai tambah dari kebun sawitnya, bukan hanya dijual TBS, tetapi bisa diolah. Dengan demikian, minyak makan merah ini bisa dirasakan nanti akan menimbulkan perubahan pada kesejahteraan petani,” lanjutnya.
Teten pun bercerita bahwa minyak makan merah sudah beberapa kali diuji oleh para chef profesional.
Dari hasil uji tersebut, mantan Kepala Staf Kepresidenan itu mengatakan gizi minyak makan merah tidak berubah meski dicoba hingga deep frying.
"Saya sudah coba beberapa kali minyak makan merah dengan para chef profesional. Mereka menguji. Mereka kan seniman pangan. Mereka bilang cantik minyak ini," ujar Teten.
"Mereka coba sampai deep frying dan rasa tidak berubah serta gizinya tinggi. Jadi minyak ini selain mutu dan gizinya bagus, rasanya sedap dan harganya murah," sambungnya.
Bahkan, kata Teten, dirinya mendapat testimoni bahwa minyak makan merah jangan dijual murah.
Minyak makan merah disebut berpotensi menjadi produk premium karena banyak manfaat dalam kandungannya.
Adapun pembangunan pabrik minyak makan merah di Kabupaten Musi Banyuasin ini memiliki luas lahan 3.018 hekater.
Pabrik tersebut ditargetkan memiliki kapasitas produksi hingga 0,5 ton per jam.
Target pemasaran minyak makan merah dari pabrik ini adalah 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin.
“Mudah mudahan pembangunan tidak tersendat karena kehadiran minyak makan merah ini sudah ditunggu oleh para importir, jaringan restoran, dan lain sebagainya,” pungkas Teten.