Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia perlu memanfaatkan riset untuk memaksimalkan potensi komoditas-komoditas hortikulturanya.
Beberapa komoditas yang ia maksud di antaranya kelapa, cokelat, kopi, lada, dan cengkeh.
Ia mengatakan, melalui riset, akan dihasilkan bibit unggul. Setelah itu, dapat dibentuk klaster wilayah untuk memaksimalkan kualitas komoditas.
Baca juga: Anggota DPR Ingatkan Pemerintah Soal Harga Komoditas Unggulan Anjlok Pengaruhi Penerimaan Negara
Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, pun mengusulkan agar ada lembaga riset yang bisa menghasilkan bibit unggul dan dibagi klaster.
"Indonesia punya potensi besar untuk kelapa, coklat, kopi, lada, dan cengkeh. Komoditas-komoditas ini bisa menghasilkan devisa besar jika diurus dengan baik dan dibuat klaster," kata Zulhas dikutip dari keterangan tertulis, Senin (5/8/2024).
"Oleh karena itu, nanti saya mengusulkan perlu ada lembaga riset yang menghasilkan bibit unggul dan dibagi klaster, misalnya Lampung yang cocok untuk kelapa," lanjutnya.
Bibit unggul hasil penelitian ini, kata Zulhas, akan dibagikan kepada petani dan mereka juga akan diberi pelatihan untuk mengelola kelapa agar lebih maksimal.
"Selanjutnya, petani diberi pelatihan menanam, memetik, serta mengolah tanaman agar menghasilkan produk unggulan yang luar biasa," ucapnya.
Untuk produk kelapa, Zulhas menyebut Indonesia memang memiliki potensi luar biasa dan dapat dimaksimalkan lebih jauh lagi.
Ia memandang, jika dikelola lebih serius, Indonesia akan menjadi eksportir kelapa terbesar di dunia.
"Jika potensi ekspor kelapa dikelola lebih serius, ekspor kelapa Indonesia akan lebih besar lagi," ujar Zulhas.
Baca juga: Komoditas Bawang Merah dan Ayam Ras Sumbang Deflasi RI
Terbaru, Zulhas baru saja melepas ekspor produk turunan kelapa di Lampung Selatan. Produk yang diekspor tersebut merupakan produksi PT Sari Segar Husada (Sungai Budi Group).
Produk yang diekspor untuk periode Agustus 2024 tersebut memiliki nilai 1,50 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 25,30 miliar.
Produk-produk tersebut akan dikirim ke Australia, Tiongkok, Belanda, dan Tanzania.
Sebagai informasi, Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar kedua di dunia setelah Filipina.
Total luas wilayah perkebunan kelapa Indonesia mencapai 3,3 juta hektare dengan kapasitas produksi yang mencapai 2,8 juta ton per tahun.
Pada JanuariāMei 2024, ekspor produk kelapa Indonesia mencapai 564,38 juta dolar AS. Nilai ini naik 4,45 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.
Negara-negara tujuan ekspor utama ekspor produk kelapa Indonesia adalah Tiongkok dengan pangsa sebesar 17,62 persen, Malaysia (16,18 persen), Belanda (11,30 persen), Amerika Serikat (8,57 persen), serta Sri Lanka (6,50 persen).