TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di era globalisasi setiap negara dapat saling berinteraksi baik untuk kerjasama mencapai tujuan tertentu maupun saling berkompetisi satu sama lain.
Pemerintah membuka peluang produk-produk Indonesia untuk bersaing di luar negeri. Salah satu di antaranya memasarkan produk Heavy Aromatic.
Produk petrokimia Heavy Aromatic dengan volume sebesar 31 ribu barrel dipasarkan dengan destinasi ke Hazira Port di India.
“Kami berfokus pada aktivitas pemasaran dan distribusi produk petrokimia yang nantinya akan menjadi ujung tombak bisnis petrokimia oleh Pertamina ke depannya," kata Direktur Utama Pertachem, Oos Kosasih pada Selasa (6/8/2024).
Secara akumulatif di tahun 2024, sinergi ini telah berhasil menjual lebih kurang 56 ribu barrel produk Heavy Aromatic.
"Penjualan perdana telah dilakukan pada bulan Juni 2024 lalu,” kata Oos Kosasih.
Melihat tren kebutuhan petrokomia yang terus meningkat dan tingginya minat terhadap produk Heavy Aromatic, Pertachem optimis untuk memasarkan produk ini ke pasar dalam negeri maupun luar negeri.
“Pertachem sebagai marketing arm siap untuk memberikan dukungan dalam memasarkan maupun mengembangkan produk (baru). Bersama-sama kita tumbuh,” ucap Oos Kosasih.
Hal serupa juga disampaikan oleh VP Commercial & Sales KPI, Aji Danardono yang menyatakan ini adalah bukti nyata kolaborasi Pertamina Group guna memenuhi kebutuhan industri petrokimia.
“Untuk memenuhi tren dan kebutuhan akan produk petrokimia yang diprediksi akan terus meningkat, sinergi dibutuhkan untuk terus mengembangkan industri petrokimia dalam negeri,” tuturnya.
Terpisah, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengatakan Pertachem memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia dengan memastikan pemasaran produk-produk pertrokimia yang dibutuhkan oleh berbagai sektor industri.
“Sebagai bagian dari Subholding Commercial & Trading PT Pertamina Patra Niaga, Pertachem menjadi bagian dari komitmen Pertamina dalam industri petrokimia, terlihat dari inisiatif strategisnya untuk memperkuat rantai pasokan dalam negeri,” tutur Heppy.
Lebih lanjut Heppy menjelaskan salah satu contoh yang dilakukan oleh Pertachem adalah distribusi produk Orthoxylene dari kilang TPPI di Tuban, yang berkontribusi pada pengurangan ketergantungan impor dan memperkuat basis industri dalam negeri. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Pertamina Group terus berinovasi dengan mengembangkan produk-produk baru melalui program crude-to-chemical downstream. Program ini bertujuan untuk mengubah minyak mentah menjadi produk petrokimia berkualitas tinggi, mendukung keberlanjutan industri dan pencapaian target Net Zero Emission 2060. Pendekatan ini juga mencerminkan komitmen Pertamina terhadap prinsip-prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” pungkas Heppy.
Sumber: Warta Kota