Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah survei mengungkapkan, mayoritas masyarakat di media sosial setuju produk impor ilegal khususnya produk tekstil, harus diberantas dari pasar.
Direktur Pengembangan Big Data Institute for Devolpment of Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengungkapkan, survei ini dilakukan melalui analisis big data Continuum berdasarkan pengumpulan perbincangan yang dilakukan di media sosial seperti Twitter (sekarang X).
Sampel pendapat warganet ini diambil mulai 25 Juli sampai 6 Agustus 2024 dengan 2.136 perbincangan. Menurut Eko, masyarakat menyadari keberadaan produk impor ilegal ini telah membunuh pengusaha tekstil di dalam negeri.
"Industri tekstil kita butuh dukungan dan butuh pembenahan dan lain-lain lah. Katakanlah 13 hari terakhir terkait respon masyarakat netizen di sosial media X terkait dengan Produk Impor Ilegal dan Satgas Impor," ucap Eko dalam sebuah diskusi secara daring, Kamis (8/8/2024).
"Sebanyak 99 persen netizen sepakat produk impor ilegal harus dibasmi. Netizen menilai bahwa produk impor ilegal hanya akan mematikan usaha atau produk lokal," sambungnya.
Baca juga: Gempuran Produk Impor Ilegal China Dikhawatirkan Picu Deindustrialisasi di Indonesia
Namun, dalam analisis big data tersebut juga mengungkapkan bahwa para netizen ini turut meminta produk-produk dari dalam negeri perlu ditingkatkan kualitasnya.
Sehingga produk lokal dapat menjadi raja di negeri sendiri.
"Ternyata 99 persen netizen itu sepakat, tentu ini menjadi sesuatu harapan yang bagus bahwa produk impor ilegal itu harus dibasmi. Yang menarik mereka berharap kualitas dari produk dalam negeri kita harus dijaga dan ditingkatkan di satu sisi mereka sepakat impor ilegal harus dibasmi," bebernya.
Baca juga: Satgas Impor Ilegal Amankan Produk Tekstil Hingga Elektronik Senilai Rp 46,1 Miliar
Eko mengungkapkan, para netizen juga menyoroti langkah Pemerintah membentuk Satuan Tugas Pengawasan Barang Impor Ilegal. Sebanyak 60 persen netizen pesimis satgas bisa menyelesaikan fenomena maraknya barang impor ilegal di dalam negeri.
Netizen menilai, satgas hanya bergerak di sektor hilirnya saja. Padahal, yang perlu ditindak tegas adalah sisi Hulu.
Dia mendorong semua pihak untuk saling berkolaborasi lebih kuat, untuk menyelesaikan fenomena terkait barang impor ilegal, khususnya produk tekstil.
"Berkaca dari kebijakan pembentukan satgas-satgas sebelumnya, pembentukan satgas dinilai tidak memberikan Efek signifikan. Penggerebekan gudang barang ilegal di samping mendapatkan apresiasi juga mendapatkan kritik netizen. Kenapa hanya hilirnya yang digerebek justru hulunya yang harus diincar pertama kali," pungkas Eko.