Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo mengungkap bahwa transisi energi membutuhkan investasi dalam jumlah yang besar.
Hal itu disampaikan Bamsoet, sapaan akrabnya, saat Sidang Tahunan MPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Bamsoet mulanya mengatakan, Indonesia telah berkomitmen secara bertahap menekan emisi gas rumah kaca.
Baca juga: Hadirin Tertawa Saat Bamsoet Sapa Pimpinan Parpol di Sidang MPR: Pak Bahlil Ada Nggak?
Penekanan emisi gas rumah kaca dilakukan melalui pengurangan porsi penggunaan energi fosil dan mulai beralih pada energi baru dan terbarukan.
"Transisi energi ini merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan investasi sangat besar dan tidak akan tuntas hanya dalam tiga sampai lima tahun," kata Bamsoet.
Ia pun memuji program andalan pemerintahan Jokowi, yaitu hilirisasi mineral. Menurut dia, upaya ini mampu memberi hasil yang positif.
"Strategi hilirisasi industri sudah memberikan hasil positif berupa nilai investasi pada industri pengolahan mineral yang meningkat pesat," ujar Bamsoet.
Baca juga: Ketua DPR Puan Maharani: Kunci Keberhasilan Pembangunan IKN Ditentukan Pemangku Kepentingan
"Nilai ekspor nikel juga tumbuh sangat tinggi, yang membuat Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar nomor satu di dunia," pungkasnya.