News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Program Makan Siang Gratis

Terlibat Program Makan Bergizi Gratis, Bappenas Urus Target Penerima Hingga Jumlah Kalori

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas terlibat dalam penanganan beberapa hal di program makan bergizi gratis (MBG).

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, pihaknya ikut menentukan siapa target group dalam program ini.

Selain menentukan target group, Bappenas juga ikut menentukan jumlah kalori yang akan tersedia dalam satu porsi makanannya.

"Berapa persen dari kebutuhan kalori sehari yang akan diberikan kepada target group. Jadi, target groupnya dulu, kemudian berapa persen [kalori yang akan diberikan dalam satu porsi]," kata Suharso ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Baca juga: Kepala Badan Gizi Nasional Dilantik, Program Makan Bergizi Disebut Dimulai Januari 2025

Berikutnya, Bappenas juga ikut menentukan frekuensi pemberian makanannya.

Contohnya seperti apakah makanan dalam program MBG ini akan disalurkan seminggu dua kali, seminggu tiga kali, atau seminggu lima kali.

"Frekuensinya berapa besar, berapa lama [penyalurannya]. Satu minggu tiga kali, satu minggu dua kali, satu minggu lima kali," ujar Suharso.

Program MBG ini pun diharapkan bisa menggandeng pelaku usaha, mikro, kecil, menengah (UMKM) setempat.

Suharso menyebut, dengan melibatkan UMKM setempat untuk memasok makanan dalam program ini, bisa ikut mendorong pertumbuhan mereka.

Selanjutnya, Bappenas juga terlibat dalam merumuskan cara-cara menyalurkan makanan tersebut.

Ada beberapa opsi yang dibahas, di mana salah satunya adalah memberikan uang langsung ke fasilitas pendidikan tersebut dan membiarkan mereka membuat makanannya sendiri.

"Misalnya pondok pesantren. Mereka kan masak sudah ada sendiri. Mungkin kita berikan dalam bentuk [uang], tetapi kita kontrol kalorinya harus seperti apa, standar gizinya seperti apa," ucap Suharso.

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membentuk badan baru yakni Badan Gizi Nasional.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini