News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Semester I 2024, Laba Bersih BNI Tumbuh 3,8 Persen, Capai Rp 10,7 T

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah), Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini (kanan), dan Direktur Retail Banking BNI Corina Leyla Karnalies (kiri) pada Paparan Kinerja Semester I-2024 di Jakarta, Kamis (22 Agustus 2024). Pada paruh pertama 2024, BNI mencatatkan laba bersih Rp10,7 triliun yang tumbuh sebesar 3,8% secara year on year.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI selama semester I 2024 tumbuh sebesar 3,8 persen.

Angka tersebut tumbuh secara tahunan (year-on-year/yoy), mencapai Rp10,7 triliun.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, kinerja semester I 2024 didukung oleh akselerasi pertumbuhan bisnis, baik dari sisi penyaluran kredit dan transaksi nasabah maupun momentum perbaikan kualitas aset yang terjaga.

Baca juga: Edukasi Keuangan dan Investasi Reksadana Warnai BNI Expo 2024

Pencapaian laba didukung kinerja kredit yang mengalami akselerasi di kuartal kedua.

BNI tercatat mampu mencatatkan pertumbuhan kredit per Juni 2024 sebesar 11,7 persen yoy menjadi Rp727 triliun.

Angka tersebut meningkat dibanding pertumbuhan kredit di kuartal pertama yang sebesar 9,6 persen yoy.

"Pertumbuhan kredit ini dihasilkan dari ekspansi yang prudent di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip, baik swasta dan BUMN, kredit consumer, dan Perusahaan Anak," kata Royke dalam konferensi pers daring, Kamis (22/8/2024).

Roye mengatakan, akselerasi pertumbuhan kredit ini tidak lepas dari stabilnya perekonomian nasional di tengah kondisi global yang sangat dinamis.

Selain itu, operating environment disebut membaik bagi perbankan.

Terutama sejak Bank Indonesia (BI) memberikan insentif berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam rupiah kepada bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor tertentu yang berlaku sejak 1 Juni 2024.

Baca juga: Yuk, ke BNI wondrfest! Rayakan HUT ke-78 BNI dengan Nikmati Beragam Promo Menarik di wondr by BNI

BI melalui insentif tersebut telah memperluas cakupan sektor prioritas kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM).

Cakupannya terdiri dari sektor otomotif, perdagangan, listrik, gas, air, serta sektor jasa sosial, ekonomi kreatif, dan juga pembiayaan hijau.

Deretan sektor itu bergabung dengan sektor yang telah ada sebelumnya seperti hilirisasi minerba-non minerba, perumahan, dan pariwisata.

"Dengan memanfaatkan insentif ini, perbankan memperoleh tambahan likuiditas yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat," ujar Royke.

Selain itu, bagi BNI, pemberian insentif ini disebut juga berdampak positif pada Cost of Fund (CoF).

CoF BNI mulai menunjukkan perbaikan di kuartal II 2024 karena dapat momentum insentif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur Dana Pihak Ketiga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini