Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM - Reli nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat (AS) mengalami penurunan tajam, melemah 14 poin atau 0,09 persen menjadi Rp 15.509 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (28/8/2024).
Posisi tersebut berbanding terbalik dengan reli rupiah pada perdagangan Selasa pagi dimana nilai mata uang rupiah berada di posisi 15.495 per dolar AS, mengutip data Bloomberg.
Selain rupiah, sejumlah mata uang lainnya juga ikut mengalami penurunan nilai diantaranya seperti, won Korea Selatan melemah 0,39 persen, baht Thailand melemah 0,17 persen, dan dolar Singapura minus 0,13 persen. Disusul yen Jepang melemah 0,30 persen dan yuan China melemah 0,06 persen.
Pergerakan negatif ini merupakan sentimen pasar terhadap risk-off pasar global pasca data Durable Goods Order di Amerika Serikat mengalami peningkatan, tercermin dari imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat 1 basis poin (bps) di seluruh tenor.
Kondisi ini semakin diperparah dengan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah akibat konflik Israel dan Hamas yang tak kunjung mereda. Imbas tekanan ini nilai mata uang rupiah dan mata uang emerging market khususnya Asia mengalami pelemahan terhadap dolar AS.
Belum diketahui sampai kapan pelemahan akan terjadi, namun Analis pasar memperkirakan rupiah akan menguat terhadap dolar AS yang kembali tertekan setelah data manufaktur Fed Richmond yang mengecewakan.
IHSG Melesat
Berbanding terbalik dengan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru melesat 27,95 poin (0,37 persen) ke level 7.625,8 pada penutupan sesi I, Rabu (28/8/2024).
IHSG hari ini bergerak bervariasi di rentang 7.581-7.641 melebihi catatan rekor penutupan tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH). Adapun sentimen positif ini terjadi lantaran IHSG ditopang oleh banjir sentimen positif, baik eksternal maupun dalam negeri.
Baca juga: IHSG Kinclong di Senin Siang, Naik Hingga 7.575
Melansir informasi dari laman resmi PT Bursa Efek Indonesia selama sesi I, sebanyak 17,69 miliar saham telah diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 109,88 triliun, dan frekuensi perdagangan mencapai 770.677 kali transaksi.