Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan, cabai merupakan komoditas dari produk hortikultura, yang selalu masuk dalam daftar penyumbang inflasi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Plt Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementan, Muhammad Taufiq Ratule mengungkapkan, cabai kembali menyumbang inflasi Agustus 2024 secara year on year (yoy), baik itu cabai merah besar maupun cabai rawit.
Adapun, inflasi Agustus 2024 secara yoy sebesar 2,12 persen.
Baca juga: BPS: Inflasi Tahunan di Agustus 2024 Sebesar 2,12 Persen
"Yang paling banyak menyumbang itu bukan dari komoditas hortikultura, besar yang kelihatan itu beras, emas, kemudian baru masuk komoditas cabai dan bawang merah," ungkap Taufiq dalam acara Forum Cabai Nasional 2024 yang berlangsung di Jakarta, Selasa (3/9/2024).
"Tapi berapa bulan terakhir, 3 bulan mungkin ya, bawang merah deflasi -0,08 persen. Sehingga cabai komoditas hortikultura yang masih konsisten menyumbang inflasi 0,12 persen," sambungnya.
Adanya fenomena tersebut, Kementan khususnya Ditjen Hortikultura bersama sejumlah pihak akan memberikan perhatian khusus terhadap komoditas cabai.
Menurut Taufiq, tingginya harga cabai di sejumlah wilayah Indonesia, disebabkan rantai suplai yang terhambat.
Pada dasarnya, lanjut Taufiq, produksi cabai nasional mengalami surplus.
Hanya saja, proses distribusi dari sentra produksi menuju wilayah lainnya tak optimal.
"Hanya saja yang masalah di sini secara nasional aman, tapi tak di semua wilayah itu cukup. Ada beberapa wilayah yang defisit," papar Taufiq.
"Sehingga logistik cabai harus digerakkan di wilayah-wilayah yang surplus. Tapi (intinya) secara total cukup," pungkasnya.