Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menyarankan agar program Makan Bergizi Gratis tidak dipaksakan harus memiliki daging sapi sebagai salah satu makanan yang dihidangkan.
Menurut dia, program makan bergizi gratis perlu menyesuaikan dengan komoditas unggulan dari masing-masing daerah.
Apabila targetnya pemenuhan protein, tidak harus berpatok pada penggunaan daging sapi jika daerah tersebut unggul dalam produksi ikan.
"Daerah tertentu memang produksinya ikan gitu, ya sudah enggak usah dipaksa harus daging sapi," kata Arief ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/9/2024).
Baca juga: Program Makan Gratis Bergizi Dinilai Diperlukan di Bogor
Kemudian, jika ingin memenuhi kebutuhan karbohidrat, tidak mesti berpatok pada nasi.
Arief mengatakan bisa diganti menjadi jagung atau jika program ini dijalankan di Indonesia bagian timur, bisa diganti dengan sagu.
"Enggak semua daerah juga pemenuhan karbohidratnya nasi," ujarnya.
Saran Arief ini sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal yang baru ditandatangani Presiden Jokowi pada 26 Agustus lalu.
Perpres tersebut merupakan upaya pemerintah mengembangkan dan memanfaatkan potensi pangan berbasis sumber daya lokal.
Perpres itu juga diharapkan Arief bisa terhubung dengan program Makan Bergizi Gratis yang nantinya akan berada di bawah naungan Badan Gizi Nasional.
Badan Gizi Nasional merupakan badan yang baru dibentuk Jokowi untuk menangani program Makan Bergizi Gratis.
Dadan Hindayana ditunjuk Jokowi menjadi Kepala Badan Gizi Nasional.
Arief memandang perpres ini akan berjalan sangat baik jika dihubungkan dengan apa yang akan dilakukan Dadan di Badan Gizi Nasional.