News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wall Street Naik Tipis, Investor Ketar-ketir Menanti Rilis Data Tenaga Kerja AS

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi reli saham di bursa Wall Street terpantau naik tipis usai anjlok ke level terendah pada penutupan pasar kemarin.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Menjelang rilisnya laporan data tenaga kerja AS, reli saham di bursa Wall Street terpantau naik tipis usai anjlok ke level terendah pada penutupan pasar kemarin.

Mengutip data CNBC International, kontrak berjangka untuk S&P 500 naik kurang dari 0,1 persen, sementara Nasdaq 100 berjangka naik tipis sekitar 0,1 persen di perdagangan pasar, Kamis (5/9/2024) pagi.

Pergerakan ini terjadi setelah S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing ditutup lebih rendah untuk sesi kedua berturut-turut. Dua index tersebut turun 0,16 persen dan 0,30 persen masing-masing.

Baca juga: IHSG Kinclong di Senin Siang, Naik Hingga 7.575

Mengekor yang lainnya reli saham kontrak berjangka yang terkait dengan Dow Jones Industrial Average melesat 17 poin, atau kurang dari 0,1 persen. Membuat reli Dow memperoleh keuntungan sebanyak 38 poin, atau 0,09 persen di awal pekan ini.

Pergerakan mixed ketiga saham top Wall Street di pekan ini terjadi imbas kekhawatiran investor yang mencermati data klaim pengangguran AS serta laporan penggajian nonpertanian bulan Agustus yang kabarnya bakal dirilis Jumat besok.

Selama Agustus, AS diperkirakan bisa mencetak 160.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll). Jauh membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 114.000.

Sementara tingkat pengangguran di bulan Agustus diproyeksikan terpangkas jadi 4,2 persen. Sedikit turun dibandingkan Juli yang mencapai 4,3 persen.

Meski masih prediksi, namun data ketenagakerjaan tersebut memberikan harapan akan adanya soft landing, dengan begitu kemungkinan besar The Fed tidak akan terlampau agresif dalam menurunkan suku bunga acuan.

“Data ketenagakerjaan dapat memainkan peran kunci dalam keputusan suku bunga Federal Reserve akhir bulan ini. Pasar tampaknya sensitif terhadap potensi ketakutan akan pertumbuhan dalam beberapa minggu terakhir, termasuk aksi jual pada hari Selasa menyusul data manufaktur yang lemah,” kata Kepala Investasi BMO Wealth Management Yung-Yu Ma.

“Jadi selama angka-angka itu tetap rendah, jika kita mendapatkan beberapa perubahan dalam laporan pekerjaan bulanan secara keseluruhan yang menunjukkan kelemahan di sisi-sisi tertentu, kami tidak terlalu khawatir,” imbuh Ma.

Baca juga: IHSG Sesi I Masih Menguat Meyakinkan, Nilai Transaksi Sentuh Rp 8,5 Triliun

Sejauh ini pasar memperkirakan peluang 63 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) saat Fed bertemu pada tanggal 17 dan 18 September, serta peluang sebesar 37 persen untuk pemangkasan sebesar 50 bps, sebagaimana ditunjukkan oleh alat CME FedWatch.

Lebih lanjut, Ma mengatakan juga ia masih yakin ekonomi AS berada di jalur yang tepat dan reli pasar pada akhirnya akan meluas. Namun, ia menambahkan bahwa kemungkinan akan ada gejolak pasar yang berlanjut dalam waktu dekat.

“Kami percaya akan hal ini, kami hanya berpikir hal ini akan berhenti sejenak selama beberapa bulan karena tingkat ketidakpastian yang tinggi yang kita alami saat ini," ujar Ma.

Pasar Saham Asia Bergerak ke Zona Hijau

Mengikuti Wall Street, pada perdagangan pagi ini pasar saham Asia-Pasifik sebagian besar pulih, bergerak ke zona hijau setelah penurunan tajam sehari sebelumnya.

Seperti misalnya indeks Kospi Korea Selatan naik 1,15 persen, diikuti kenaikan indeks Kosdaq yang berkapitalisasi kecil yang melesat tipis 0,75 persen. Kemudian Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,48 persen menjelang rilis data perdagangan.

Sementara indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada di angka 17.461, sedikit lebih tinggi dibandingkan penutupan terakhir HSI di 17.457,34. Meski pasar Asia-Pasifik sebagian besar pulih namun Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing turun 0,92 persen dan 0,49 persen pada pembukaan pasar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini