News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketimpangan Kepemilikan Aset Membahayakan Indonesia, Kelas Menengah Menyusut

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teguh Dartanto

Masyarakat kaya semakin pintar sedangkan yang miskin stagnan. Ketika akumulasi knowledge semakin timpang, maka ke depan kesempatan kerja juga menjadi berbeda.

“Yang miskin tidak akan pernah bisa bekerja di pekerjaan yang layak. Inilah yang perlu dicari solusinya."

"Selain kita berbicara ketimpangan sebagai output, kita harus fokus juga bagaimana memberikan kesempatan yang setara kepada seluruh anak bangsa dengan berbagai kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang ada,” tegasnya.

Pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati golongan kelas ekonomi tertentu saja. Adapun kelompok masyarakat miskin dengan berbagai support seperti subsidi pemerintah menikmati berbagai bantuan.

Di sisi lain, kelas menengah kondisi ekonominya berdarah- darah. BPS merilis, data hingga Agustus lalu kelas menengah Indonesia menurun secara jumlah.

Proporsi kelas menengah Indonesia pada 2024 sebanyak 47,85 juta penduduk, lebih rendah dibandingkan dengan pada 2019 yang sebanyak 57,33 juta penduduk.

“Saya khawatir terjadi divided society. Tidak ada kelompok ekonomi yang di tengah tetapi hanya yang di bawah sama yang di atas."

"Inilah yang memang perlu ditopang karena selama lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi kita itu banyak dinikmati oleh pemilik modal, bukan pekerja. Dibandingkan tahun 2019 sampai saat ini (prapandemi), masih belum pulih kembali,” lanjutnya.

Laporan Ahmad Febrian | Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini