Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, CILEGON - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyatakan, pembangunan pabrik petrokimia yakni PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) sudah mencapai 97,8 persen.
Pabrik yang sempat mangkrak pada tahun 2016 ini diyakini bakal mulai beroperasi pada Maret 2025 mendatang. Hal ini disampaikan Rosan usai mengunjungi pabrik LCI di Cilegon, Rabu (11/9/2024).
"Kurang lebih sudah 97,8 persen dan diharapkan pada bulan Maret 2025 ini sudah bisa memulai produksi dan bulan Mei sudah bisa melakukan ekspor," kata Rosan.
Baca juga: Menteri Rosan Ungkap 2 Nama Perusahaan Asing Investasi di IKN, Ada yang Mau Bangun PLTS
Rosan menyampaikan, pabrik Petrokimia ini merupakan industri yang sangat penting untuk pembangunan industrialisasi di Indonesia. Dia bilang, pabrik LCI ini berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 13.000 orang dengan proporsi 4 persen dari jumlah tersebut merupakan Tenaga Kerja Asing (TKA).
"Jadi ini sebuah hal yang sepatut harus kita apresiasi juga," terang Rosan.
Selain itu, Rosan menyebut bahwa pabrik LCI juga akan mampu menyerap 900 orang tenaga kerja dan 400 orang tenaga kerja tambahan.
"Jadi dari segi penyerapan tanah kerja, dari segi teknologi, industrialisasi di saat bersamaan akan melakukan ekspor sehingga ini semua memberikan dampak yang positif untuk kita semua baik untuk perusahaan infrastruktur di sini, Lotte dan juga untuk Pemerintah Indonesia, masyarakat Indonesia, terutama di daerah Cilegon dan sekitarnya," ungkapnya.
Adapun hasil produksi PT Lotte Chemical akan menjadi substitusi atau pengganti dari sejumlah bahan kimia yang selama ini diimpor oleh Indonesia. Nantinya substitusi produk kimia impor bisa mencapai 70 persen dan 30 persen sisanya akan diekspor ke luar negeri.
Baca juga: Menteri Investasi Rosan Roeslani Bocorkan Alasan Tesla Batal Investasi di Indonesia
Produk yang akan dihasilkan proyek ini antara lain polyethylene (bahan baku plastik), polypropylene (bahan baku karet sintetis), butadiene (campuran karet sintesis), dan benzene toluene xylene (campuran bensin dan bahan baku plastik).
Nantinya produk tersebut akan dipasarkan sebagai bahan baku botol, kabel listrik, bumper otomotif, peralatan medis, ban, karet sintetis, cat, dan pengusir serangga.