Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Platform jual beli kripto aIndodax kembali beroperasi setelah beberapa hari terakhir mengalami peretasan. “Saat ini kamu sudah bisa mengakses aplikasi dan web Indodax,” sebut pernyataan resmi Indodax di situs resminya.
CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan, operasional platform jual beli kripto Indodax akan beroprasi penuh secara bertahap, sehingga para investor bisa kembali mengakses sejumlah fitur unggulan Indodax seperti pengecekan aset dan penarikan rupiah.
Dia mengatakan, deposit dan withdrawal aset kripto lainnya akan dibuka secara bertahap dalam 5 hari ke depan guna memastikan seluruh sistem berjalan dengan baik.
Meski perbaikan platform telah rampung dilakukan, namun Indodax menyebut bahwa deposit IDR melalui virtual account BRI belum tersedia saat ini, kendati demikian metode deposit IDR lainnya sudah dapat digunakan.
Perusahaan menyatakan, semua saldo aset kripto investor yang tersimpan di bursa platform masih aman. Di sosial media X, Indodax mengeklaim saat ini pihaknya memiliki saldo cadangan aset kripto bernilai triliunan.
Termasuk 4.806,34 Bitcoin yang saat ini bernilai sekitar Rp4,288 triliun, Kemudian 36.915,47 Ethereum yang bernilai sekitar Rp1,334 triliun berdasarkan harga pasar terbaru. Selain itu, INDODAX juga memiliki aset kripto lain-lain senilai sekitar Rp5,907 triliun.
Peretasan terhadap platform Indodax terjadi pekan lalu dan mengakibatkan kerugian mencapai 18,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 280,9 miliar.
Baca juga: Bappebti Panggil Indodax Pasca Peretasan, Saldo Investor Diklaim Aman
“PERINGATAN! Hei @Indodax, Sistem kami telah mendeteksi beberapa transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet Anda di berbagai jaringan,” tulis akun X @CyversAlerts.
Dalam cuitannya, Cyvers Alerts melaporkan sebuah alamat misterius yang memegang aset senilai sekitar 14,4 juta dolar AS secara mendadak ditukarkan menjadi Ether (ETH).
Tak berselang lama, lebih dari 150 transaksi mencurigakan lainnya terdeteksi sehingga hingga Indodax mengalami pembengkakan kerugian akibat peretasan mencapai 18,2 juta dolar AS.
Baca juga: Lazarus Dituding Jadi Biang Kerok Peretasan Platform Kripto Indodax, Picu Kerugian Rp280,9 Miliar
Merespon laporan peretasan tersebut, perusahaan exchange itu mengkonfirmasi bahwa tim internal telah menemukan adanya potensi masalah keamanan pada platformnya.
Sementara berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh crypto security agency Detektif blockchain, ZachXBT, peretasan terindikasi dilakukan oleh hacker yang terafiliasi dengan Korea Utara.
Selama 11 September kemarin ZachXBT mendeteksi adanya transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet digital di jaringan yang berbeda.
Beberapa ahli mengidentifikasi Lazarus Group sebagai pihak yang paling mungkin berada di balik serangan ini. Lantaran pola dan karakteristik peretasan Indodax sangat mirip dengan serangan yang sebelumnya dilakukan oleh Lazarus Group.