Menurut Luhut, rasio utang terhadap PDB milik RI masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain.
Menanggapi itu, meski rasio utang Indonesia terhadap PDB lebih rendah dibanding negara lain, Didik menyebut bunga yang harus dibayarkan RI terbilang tinggi.
Didik mencontohkan Jepang. Dia bilang, Negeri Sakura memiliki rasio utang terhadap PDB yang tinggi, tetapi bunganya kecil. Berbeda dengan Indonesia.
"Kalau dibandingkan dengan Jepang, meskipun utang Jepang 100 persen (terhadap PDB), tetapi kalau bunganya 0,7-0,9 persen, maka pembayaran bunganya saja akan kecil. Dia punya utang Rp 500 T hanya membayar (bunga) 30 triliun/tahun," ujar Didik.
"Indonesia, dengan hutang Rp 8.500 triliun sekarang, maka kita harus bayar Rp 500 triliun per tahun bunganya saja," sambungnya.
"Sekarang suku bunga yang tinggi, Bank Indonesia sudah mengeluarkan SBN. Itu menyebabkan Bank Indonesia lenggang kangkung saja atas korban dari sektor-sektor riil," pungkas Didik.