News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Akademisi: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pasokan Listrik di RI Perlu Ditambah

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Infrastruktur kelistrikan PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasokan listrik di Indonesia disebut perlu ditambah, seiring meningkatnya permintaan listrik pasca pandemi dan mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty mengatakan, situasi permintaan dan pasokan listrik tidak bersifat statis tetapi dinamis, yakni dengan pertumbuhan ekonomi digital dan tren mobil listrik sebagai pendorong utama. 

Baca juga: Perusahaan Energi Thailand Tertarik Transformasi Digital Sistem Pembangkit Listrik di RI

"Perkembangan ekonomi digital yang sangat pesat, ditambah dengan tren mobil listrik, akan menjadi faktor yang meningkatkan permintaan terhadap listrik secara signifikan, jadi istilah oversupply tidak benar," kata Telisa dikutip Sabtu (5/10/2024).

Menurutnya, saat ini masyarakat mengalami peningkatan konsumsi listrik yang sejalan dengan pemulihan ekonomi, sehingga dengan kenaikan permintaan maka perlu ada langkah konkret untuk membuat pembangkit listrik.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pemerintah bakal menggenjot konsumsi listrik per kapita hingga 6.500 kilowatt per hour (kWh).

Dalam Opening Ceremony The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024 beberapa waktu lalu, Bahlil menerangkan target itu dipatok untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen per tahun pada era Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Baca juga: Harga Listrik PLN per kWH Berlaku Mulai 1 Oktober 2024, Cek Tarif Iuran Semua Golongan Pelanggan

Saat ini, target konsumsi listrik per kapita hanya di kisaran 4.000 kWh-5.000 kWh. Angka tersebut dinilai hanya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen.

"Jadi kami target konsumsi listrik per kapita kemarin di angka 4.000 sampai 5.0000 (kWh). Tapi itu kita lihat pertumbuhan ekonominya hanya sampai dengan 5 persen," kata Bahlil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini