Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia hingga akhir September 2024 sebesar 149,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Jika dikonversi ke dalam rupiah, angka tersebut setara Rp2.349,3 triliun, dengan asumsi kurs Rp15.673 per dolar AS.
Berdasarkan catatan BI, cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Di mana pada akhir Agustus 2024, cadangan devisa Indonesia sebesar 150,2 miliar dolar AS.
Baca juga: Bank Indonesia: Cadangan Devisa Agustus 2024 Naik Jadi 150,2 Miliar Dolar AS
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso membeberkan penyebab turunnya posisi cadangan devisa pada September 2024.
Turunnya angka yang dimaksud dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Meski demikian, Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Perkembangan cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah," ungkap Ramdan dalam keterangannya, Senin (7/10/2024).
Dirinya melanjutkan, posisi cadangan devisa pada akhir September 2024 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor.
Kemudian, cadangan devisa ini disebut mampu membiayai pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Juga, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal.
Prospek ekspor yang tetap positif, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.
"Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," pungkasnya.