News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi Prediksi Ada 3 Negara Asia Bakal Jadi Kekuatan Ekonomi Baru, Termasuk Indonesia

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan sambutan dalam acara peresmian Pembukaan BNI Investor Daily Summit di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta pada Selasa (8/10/2024). Jokowi memprediksi akan ada tiga negara di Asia yang menjadi kekuatan ekonomi global yang baru. Salah satunya adalah Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi ada tiga negara di Asia yang bakal menjadi kekuatan ekonomi baru dunia.

Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara peresmian Pembukaan BNI Investor Daily Summit di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta pada Selasa (8/10/2024).

Dia mengungkapkan tiga negara yang dimaksud adalah India, Tiongkok, dan Indonesia.

Jokowi mengatakan perpindahan predikat kekuatan ekonomi dunia terhadap tiga negara tersebut disebutnya sebagai "Abad Asia".

Klaim dari Jokowi itu berdasarkan adanya perpindahan ekonomi dari negara Barat ke negara di Asia.

"Kita tahu sekarang kita masuk ke 'Abad Asia'. Pergeseran dari Barat menuju ke Asia, growth pertumbuhan ekonomi semuanya bergeser ke Asia."

"Dan diprediksi diperkirakan, Asia nanti akan ada tiga kekuatan ekonomi baru, superpower ekonomi, tiga negara yang diperkirakan (yaitu) India, China, dan Indonesia," kata Jokowi dalam sambutannya, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Mantan Wali Kota Solo itu pun mewanti-wanti kepada pemerintahan yang baru bahwa untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru, maka banyak tantangan yang harus dilewati.

Baca juga: Kemenperin Sebut Inovasi Teknologi Bisa Akselerasi Pembentukan Ekonomi Hijau 

Sehingga, Jokowi meminta agar pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk selalu optimis.

"Menjaga optimisme itu penting," katanya.

Lalu, Jokowi pun membeberkan tantangan yang harus dilewati Indonesia seperti perlambatan ekonomi global.

Dia menuturkan saat ini pertumbuhan ekonomi global diperkirakan dalam kisaran 2,7-2,8 persen.

Namun, sambung Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dari pertumbuhan ekonomi global.

"Dan patut kita syukuri, Indonesia masih tumbuh (ekonomi) di atas 5 persen growth-nya," jelasnya.

Kemudian, Jokowi juga mewanti-wanti masih adanya konflik di beberapa negara seperti Rusia-Ukraina hingga Israel dengan tiga negara yaitu Palestina, Lebanon, dan Iran.

Ia pun mengungkapkan konflik antar negara ini turut menjadi tantangan untuk membuat Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru dunia.

"Itulah yang tadi saya sampaikan, optimisme itu penting. Jangan kita terjebak pada rasa pesimisme karena ketidakpastian global dan geopolitik dan lain-lainnya," tegas Jokowi.

Selanjutnya, Jokowi juga mengungkapkan perubahan iklim turut berdampak terhadap proses Indonesia menuju sebagai kekuatan ekonomi global.

Jokowi turut menyoroti produktivitas di dalam negeri yang juga sebagai syarat untuk membuat Indonesia menjadi kekuatan ekonomi global.

"Bagaimana menaikan produktivitas, semuanya menjadi PR besar bagi pemerintahan yang akan datang," jelasnya.

Di sisi lain, Jokowi menegaskan Indonesia telah memiliki modal besar untuk menuju menjadi kekuatan ekonomi global seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi terkendali, keyakinan konsumen, tren spending index atau indeks nilai belanja yang meningkat, hingga produk domestik bruto (PDB) yang turut meningkat.

"Ini yang harus kita jaga, yang penting pertumbuhan ekonomi kita bisa di atas 5 persen atau sesuai yang disampaikan oleh Pak Prabowo bisa mencapai target 8 persen untuk mempercepat negara Indonesia masuk sebagai negara maju," katanya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini