TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Pada Jumat (18/10/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, negara-negara kelompok BRICS akan menghasilkan sebagian besar pertumbuhan ekonomi global dalam beberapa tahun mendatang.
Hal ini, menurutnya, berkat ukuran dan pertumbuhan kelompok RICS yang relatif cepat dibandingkan dengan negara-negara Barat yang maju.
Reuters melaporkan, Putin berharap untuk membangun BRICS sebagai penyeimbang yang kuat bagi Barat dalam politik dan perdagangan global.
Baca juga: Putin: Perang Gaza Harus Diakhiri dengan Berdirinya Negara Palestina
Informasi saja, saat ini negara-negara BRICS sudah berkembang hingga mencakup Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab serta Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
Pemimpin Kremlin tersebut akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak BRICS di kota Kazan, Rusia, pada tanggal 22-24 Oktober.
"Negara-negara dalam asosiasi kami pada dasarnya adalah pendorong pertumbuhan ekonomi global. Di masa mendatang, BRICS akan menghasilkan peningkatan utama dalam PDB global," kata Putin kepada para pejabat dan pengusaha di forum bisnis BRICS di Moskow.
Putin menambahkan, "Pertumbuhan ekonomi anggota BRICS akan semakin tidak bergantung pada pengaruh atau campur tangan eksternal. Ini pada dasarnya adalah kedaulatan ekonomi."
KTT minggu depan disajikan oleh Moskow sebagai bukti bahwa upaya Barat untuk mengisolasi Rusia atas tindakannya di Ukraina telah gagal.
Rusia ingin negara-negara lain bekerja sama dengannya untuk merombak sistem keuangan global dan mengakhiri dominasi dolar AS.
Tiongkok, India, dan UEA mengonfirmasi pada hari Jumat bahwa para pemimpin mereka akan menghadiri KTT di Kazan.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-964: Zelensky Minta Senjata Lagi, Curiga Putin Disokong Kim Jong Un
Buka pintu untuk negara lain
Putin mengatakan, 30 negara di seluruh dunia telah menyatakan minatnya untuk bekerja sama dengan kelompok BRICS. Dia juga bilang, KTT minggu depan akan mempertimbangkan kemungkinan opsi untuk perluasan kelompok lebih lanjut.
"Pintunya terbuka, kami tidak menghalangi siapa pun," kata Putin kepada wartawan dari negara-negara BRICS.
Putin mengutip beberapa inisiatif yang telah digariskan Rusia sebelumnya menjelang KTT, termasuk sistem pembayaran lintas batas bersama dan perusahaan reasuransi.
Putin mengatakan bahwa anggota kelompok tersebut sedang mengerjakan sistem pengiriman pesan keuangan seperti SWIFT yang kebal terhadap sanksi Barat dan penggunaan mata uang digital nasional dalam membiayai proyek investasi dengan potensi pertumbuhan tinggi di dalam dan di luar BRICS.
Baca juga: Rusia Sebut Ada Tentara Korut Berjuang Untuk Putin Hoaks, Media Barat Beritakani Keberadaannya
Ia menekankan bahwa inisiatif keuangan Rusia untuk pertemuan puncak tersebut menyiratkan penggunaan mata uang nasional secara luas. Sementara pembicaraan tentang penciptaan mata uang tunggal untuk kelompok BRICS adalah "prematur".
Ia meminta Bank Pembangunan Baru, satu-satunya lembaga pembangunan multilateral BRICS yang berfungsi, untuk berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur di seluruh negara-negara di belahan bumi selatan.
"Sebagai lembaga pembangunan, bank tersebut telah berfungsi sebagai alternatif bagi banyak mekanisme keuangan Barat, dan kami tentu akan terus mengembangkannya," kata Putin.
Ia meminta lebih banyak investasi dalam perdagangan elektronik dan kecerdasan buatan.
Putin berupaya untuk mempromosikan megaproyek transportasi baru Rusia seperti Rute Laut Arktik dan koridor Utara-ke-Selatan, yang menghubungkan Rusia ke Teluk dan Samudra Hindia melalui Laut Kaspia dan Iran.
"Itu adalah kunci untuk meningkatkan transportasi barang antara benua Eurasia dan Afrika," katanya.(Kontan)