Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Harga minyak dunia di awal perdagangan pasar global terpantau anjlok hingga 5 persen, terpukul oleh risiko geopolitik di Timur Tengah.
Mengutip dari Bloomberg, minyak mentah Brent anjlok 5 persen menjadi 72 dolar AS per barel, sementara West Texas Intermediate di obral dengan harga murah di level 68 dolar AS per barel di awal perdagangan pasar, Senin (28/10/2024).
Harga minyak anjlok tajam setelah sebelumnya pasar minyak mengalami kenaikan lebih dari 4 persen hingga Brent dipatok di kisaran 75,08 dolar AS per barel sedangkan WTI dijual 70,86 dolar AS per barel.
Baca juga: Minyak Dunia Rebound, Brent Dibanderol Naik 74.50 Dolar AS Per Barel Imbas Sentimen Timur Tengah
Adapun fluktuasi pasar minyak terjadi setelah pesawat tempur Israel menyerang target militer di seluruh Iran pada akhir pekan kemarin, termasuk menargetkan pangkalan militer di wilayah barat dan barat daya ibu kota Iran.
"Beberapa saat lalu, IDF menyelesaikan serangan tepat dan terarah terhadap target militer di sejumlah wilayah di Iran," kata sebuah pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
IDF menyatakan serangan tersebut merupakan respons atas serangan terus menerus dari rezim Iran setelah rangkaian rudal Iran menghantam Israel pada 1 Oktober lalu.
Hal tersebut juga dikonfirmasi langsung oleh pemerintah Iran, mereka menyatakan suara ledakan terdengar di Teheran pada Sabtu dini hari (26/10/2024.)
Meski begitu pemerintah Iran hingga saat ini tak melaporkan adanya kerusakan atau korban jiwa yang ditimbulkan dari serangan tersebut. Menurut keterangan resmi, pertahanan anti pesawat Iran berhasil menembak jatuh sejumlah drone yang mendekati wilayah udara Teheran.
Bahkan mereka menghina serangan Israel yang disebut sangat lemah. Pasalnya, serangan udara Israel dinilai hanya seperti kembang api atau petasan.
"Pertahanan udara Iran telah berhasil menembak jatuh target musuh di wilayah udara sekitar provinsi Teheran," ungkap kantor berita milik pemerintah Iran, IRNA.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Diprediksi Tembus 100 Dolar Per Barel Buntut Perang Iran VS Israel
Pasca klaim dilontarkan pasar dapat bernapas lega, ini lantaran para investor sebelumnya khawatir apabila eskalasi perang regional akan mengganggu pasokan minyak mentah di Timur Tengah.
Mengingat Iran sendiri merupakan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang berperan memproduksi minyak utama di kawasan tersebut dengan total produksi sekitar 4,0 juta barel minyak mentah per hari.
Meski ketegangan pasar global mereda, namun metrik pasar masih menunjukkan bahwa para pedagang tetap waspada. Ukuran volatilitas implisit untuk Brent berada di dekat level tertinggi dalam setahun, dan opsi tetap mempertahankan premi mereka dibandingkan dengan opsi jual yang berlawanan.
“Pembalasan Israel pada hari Sabtu sebagian besar dipandang sebagai tindakan yang kurang mengesankan dan proporsional,” kata Harry Tchilinguirian, kepala grup riset di Onyx Capital Group.