TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) terus melanjutkan pembiayaan ke sektor infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia demi mendorong pemerataan pembangunan di berbagai wilayah.
"Sejak 2016 kita diberi mandat Pemerintah untuk memberikan pembiayaan ke berbagai proyek infrastruktur di daerah. Ada 94 pemerintah daerah dengan 116 fasilitas yang memiliki pinjaman ke SMI, sekitar 20-an pemda diantaranya yang telah melunasi pinjaman," ungkap Erdian Dharmaputra, Head of Public Sector Financing 1 Division PT SMI di acara media visit ke redaksi Tribunnews, Jumat, 1 November 2024.
Total komitmen pembiayaan oleh SMI ke daerah per Agustus 2024 mencapai Rp38,98 triliun. Sementara, total outstanding pinjaman per Agustus 2024 mencapai Rp23,91 triliun. Seluruh dana tersebut disalurkan melalui skema Pemulihan Ekonomi Daerah (PEN) dan pinjaman daerah reguler.
Soal fokus pembiayaan ke sektor infrastruktur, Erdian menjelaskan, hal tersebut mengacu pada regulasi tata kelola pinjaman daerah di mana pinjaman daerah jadi salah satu instrumen untuk menutup kas daerah.
"Kita selektif dalam memberikan pinjaman ke pemerintah daerah. Ada 552 pemda di Indonsia, tapi tidak semua bisa kita berikan pinjaman. Kita hanya memberikan pinjaman daerah yang memenuhi syarat seperti aspek tata kelola keuangannya," beber Erdian.
Dia menyebutkan, umumnya pengembalian pinjaman oleh pemerintah daerah untuk membiayai pembangunan infrastruktur di daerahnya, cukup lancar dalam proses pengembaliannya ke SMI.
Dia mencontohkan, Kota Solo perna meminjam dana ke SMI untuk membangun rumah sakit tipe C di Ngadipiro dan menjadi RS pertama yang dimiliki Pemerintah Kota Solo.
"Rumah sakit ini dibangun dan memiliki 125 bed untuk masyarakat Solo pemegang kartu sehat dan 5 bed untuk umum. Nilai pinjaman Rp 46 miliar, kita cairkan di 2012," ungkap Erdian.
Baca juga: PT SMI dan Tony Blair Institute Luncurkan Kerangka Kerja Transisi Energi yang Berkeadilan
Pinjaman tersebut bertenor 5 tahun tapi berhasil dilunasi dalam 3 tahun. "Kita tidak pernah kenakan denda kepada pemda yang bisa mengembalikan pinjaman dari SMI tepat waktu," sebut Erdian.
Dia mengatakan, saat ini SMI sedang mengembangkan sinergi pendanaan pusat dan daerah agar daerah bisa memaksimalkan pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Tiga Rumah Sakit Megah di 3 Provinsi Ini Dibiayai dari Pinjaman SMI
Dia menyebutkan, PEN tahun 2021 dari SMI antara lain disalurkan ke proyek pembangunan 3 rumah sakit:
Pertama, ke Pemerintah Provinsi NTB untuk membangun RSUD NTB dengan nilai pinjaman Rp 500 miliar degan rincian Rp 357 miliar untuk membiayai konstruksi gedung RS dan Rp 143 miliar untuk belanja alat kesehatan (alkes).
Kedua, pendanaan untuk pembangunan RSUD Kabupaten Bangli di Provinsi Bali senilai Rp 75 miliar untuk biaya pengembangan RSUDmenjadi RS tipe B.
Baca juga: Anggaran Proyek Infrastruktur IKN Tahun 2024 Sebesar Rp 41.41 Triliun