Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Karantina Indonesia (Barantin) mengungkap bahwa Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) seperti buah yang masuk Indonesia akan diuji terlebih dahulu di negara asal sebelum memasuki Tanah Air.
Dalam hal anggur shine muscat asal China yang sedang ramai karena disebut tercemar oleh senyawa berbahaya seperti temuan di Thailand, perlakuan sama juga dilakukan.
Kepala Barantin Sahat M Panggabean mengatakan bahwa laboratorium pengujian di China yang terakreditasi oleh Barantin harus melakukan pengujian terhadap cemaran kimia di anggur shine muscat terlebih dahulu sebelum memasuki Indonesia.
Baca juga: Anggur Shine Muscat di Indonesia Disebut Aman, Barantin Jamin Sudah Dicek Sesuai Standar
"Jadi setiap pemasukan PSAT tersebut dipersyaratkan juga dokumen prior notice dan hasil uji keamanan pangan atau certificate of analysis dari laboratorium yang telah teregistrasi di negara sana oleh Badan Karantina Indonesia untuk menyertai pemasukan produk tersebut ke Indonesia," katanya dalam konferensi pers bersama BPOM dan Bapanas di Jakarta, Senin (4/11/2024).
Saat ini, terdapat 20 laboratorium di China yang telah mendapatkan akreditasi dari Indonesia.
Setibanya di Indonesia, pejabat karantina akan memeriksa kelengkapan dokumen dan persyaratan pada saat anggur masuk, yaitu berupa prior notice dan certificate of analysis dari laboratorium yang terakreditasi tersebut.
Pengekspor juga harus menunjukkan tidak ada parameter wajib uji yang melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh Barantin.
Lalu, pengambilan contoh atau sampel juga dilakukan di Indonesia untuk pemeriksaan fisik dan pengujian laboratorium dalam rangka memonitor kepatuhan negara pengekspor terhadap pemenuhan persyaratan Indonesia.
Sahat menekankan bahwa laboratorium karantina di Indonesia sudah terakreditasi dengan level yang sama dengan negara lain.
Batas maksimum residu untuk residu pestisida juga telah ditetapkan Barantin mengacu pada standar internasional.
"Untuk anggur impor saat ini terdapat lebih dari 80 jenis bahan aktif pestisida yang telah diatur oleh BMR tersebut," ucap Sahat.
Baca juga: Bapanas: Anggur Shine Muscat Beredar di Indonesia Aman, Tak Ada Senyawa Berbahaya
Tak Ada Senyawa Berbahaya
Badan Pangan Nasional (Bapanas) ungkap hasil pengawasan keamanan pangan terhadap anggur Shine Muscat pada Konferensi Pers tentang Anggur Shine Muscat yang beredar di Indonesia di Jakarta Selatan, Senin (4/11/2024).
Berdasarkan hasil uji cepat residu pestisida terhadap 350 sampel anggur shine muscat yang dilakukan oleh Dinas Urusan Pangan Daerah, diketahui bahwa 90 persen sampel negatif.
"Dan 10 persen sampel terdeteksi positif dengan kadar yang rendah (di bawah ambang batas maksimum residu)," ungkap Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di gedung Bapanas Jakarta Selatan, Senin (4/11/2024).
Pihaknya juga sudah melakukan uji laboratorium terhadap 240 senyawa residu pestisida pada sampel anggur Shine Muscat.
Hasilnya terdeteksi 219 senyawa negatif dan 21 senyawa mengandung residu pestisida namun masih jauh di bawah Batas Maksimum Residu (BMR).
"Dari hasil uji ini juga dinyatakan tidak ada senyawa berbahaya seperti dugaan dari pemberitaan di Thailand yaitu klorfirifos dan endrin aldehyde," kata Arief lagi.
Namun, apa bila di kemudian hari ditemukan produk yang tidak aman di peredaran, pihaknya akan mengambil tindakan tegas sesuai prosedur yang berlaku.
Tindakan dimulai dari peringatan kepada pelaku usaha, hingga penarikan produk tersebut dari pasaran untuk mencegah dampak yang lebih luas terhadap kesehatan masyarakat.