Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Di jantung Kota Solo, hadirnya Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bukan sekadar pusat pelatihan bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Lebih dari itu, Rumah BUMN Solo di bawah supervisi Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi tumpuan bagi puluhan ribu pelaku UMKM di Solo Raya untuk bertumbuh.
Mereka berkumpul, belajar, saling bersinergi, dan tumbuh bersama.
Koordinator Rumah BUMN Solo, S. Condro Rini mengatakan, ribuan UMKM yang menjadi mitra berasal dari berbagai sektor usaha.
“Ada 75 ribu UMKM mitra di Rumah BUMN Solo, berasal dari bidang sektor, seperti fashion, craft and home decor, food and beverage (kuliner), beauty and wellness (kecantikan), perdagangan, dan jasa,” ungkapnya kepada Tribunnews, Jumat (1/11//2024).
UMKM yang bergabung di RAMA, akronim dari Rumah BUMN Sala (ejaan Jawa), tak cuma berasal dari Kota Surakarta.
Rumah BUMN Solo juga mewadahi pelaku UMKM dari enam kabupaten lain di sekitarnya, yaitu Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri, dan Klaten.
“Kami ingin memberikan pendampingan bagi pelaku usaha lebih luas lagi. Bagi mereka pelaku usaha yang tidak berada di Kota Solo pun masih dapat merasakan manfaat dari Rumah BUMN Solo,” ujar Condro.
Layaknya Kota Solo yang terkenal dengan komplitnya pilihan kuliner, Rumah BUMN Solo juga hadir memberikan manfaat komprehensif bagi pelaku UMKM.
Pelaku UMKM dapat menikmati berbagai pelatihan seperti manajemen keuangan sederhana, legalitas usaha, hingga penguatan mindset menjadi entrepreneur.
Perkembangan media sosial dan digitalisasi juga menjadi perhatian Rumah BUMN Solo.
Seperti pemasaran digital, rebranding logo, fotografi dan videografi menggunakan smartphone, dan masih banyak lagi.
“Kami memberikan pelatihan sesuai dengan apa yang paling dibutuhkan oleh para pelaku usaha saat ini sehingga mereka dapat upgrade skill dan mengikuti perkembangan yang ada saat ini,” ujar Condro.