Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri kreatif menjadi peluang baru peningkatan ekonomi nasional. Pada tahun 2023, nilai tambah industri kreatif mencapai Rp 1.414,8 triliun, atau tumbuh sebesar 10,5 persen dibandingkan tahun 2022 senilai Rp1.280,42 triliun.
Tak kalah dari industri lainnya, sektor ini juga turut berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja sebanyak 24,3 juta orang.
Baca juga: Apple akan Investasi 10 Juta Dolar AS di RI Usai Penjualan iPhone 16 Dilarang, Ini Kata Kemenperin
Kementerian Perindustrian mendorong pengembangan industri kreatif. Guna memacu daya saing industri kreatif, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) kompeten untuk menciptakan inovasi produk.
"Pelaku industri kreatif dalam negeri harus dapat menghasilkan berbagai produk yang inovatif dan kompetitif. Apalagi, Indonesia memiliki potensi pasar yang besar dan didukung dengan kemampuan SDM terampil sehingga diyakini dapat berdaya saing hingga kancah global," tutur Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan, menyampaikan Indonesia adalah satu contoh negara yang telah merasakan keuntungan dari tumbuhnya industri kreatif.
Baca juga: Bangkitkan Industri Kreatif di Kota Bekasi, Fasilitas Inovasi dan Kreativitas Perlu Ditingkatkan
"Potensi ini yang perlu terus dikembangkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Masrokhan.
Beberapa waktu lalu, Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar selaku satuan kerja di bawah BPSDMI Kemenperin, berkolaborasi dengan Organization of African Caribbean and Pacific States (OACPS), The Indonesian Aid, serta Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan pelatihan untuk industri kreatif yang berlangsung pada tanggal 4- 8 November 2024 di Bali. Kegiatan ini berfokus pada pengembangan SDM industri bidang animasi dan video, fesyen, serta aplikasi.
"Diklat ini diikuti oleh 48 peserta yang berasal dari wilayah Afrika, Karibia, dan Pasifik dengan latar pembuat kebijakan, administrator, atau regulator di sektor ekonomi kreatif," kata Masrokhan.
Baca juga: Tembus Industri Kreatif, Sahli Himawan Produser Film yang Berangkat dari Musik Menuju Layar Lebar
Kepala BDI Denpasar Arga Mahendra menjelaskan, pelatihan tersebut juga dilaksanakan dalam rangka menciptakan wadah untuk berbagi pengetahuan, pembelajaran, praktik dan pengalaman terbaik serta meningkatkan kolaborasi di bidang ekonomi kreatif. Para peserta pelatihan ini merupakan dari negara anggota OACPS.
"Harapannya agar setiap peserta dapat membawa dampak yang signifikan terhadap pengembangan industri kreatif di negaranya masing-masing," ujar Arga.
Sekretaris Jenderal OACPS Georges Rebelo Pinto Chikoti menyebut, industri kreatif termasuk sektor audio-visual, mempunyai potensial untuk berkembang di Afrika, Karibia dan Pasifik, sehingga bisa memacu perekonomian di masing-masing negara.
"Kolaborasi OACPS dengan pemerintah Indonesia di sini merefleksikan komitmen OACPS untuk memperkuat hubungan kerjasama Selatan-Selatan serta pertukaran ilmu pengetahuan," ucap Georges.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa Andri Hadi mengapresiasi, terhadap pelaksanaan pelatihan untuk SDM industri kreatif.
"Harapannya, kegiatan ini dapat terlaksana secara rutin dan berkelanjutan. Sebelum kerja sama di bidang industri kreatif, Pemerintah Indonesia juga telah bekerjasama dengan OACPS pada 2021-2023 dengan kerja sama di bidang teknologi informasi dan komunikasi (ITK)," jelas Andri.