News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Bakal Terapkan PPN 12 Persen, Ajakan Frugal Living Menggema di Media Sosial 

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Frugal living secara sederhana sering dimaknai sebagai gaya hidup hemat atau irit terhadap pengeluaran agar dapat menabung lebih banyak.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belakangan ajakan hidup dengan cara frugal living menggema di sosial media X, buntut kebijakan pemerintah yang menaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen.

Adapun kenaikan PPN diatur dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) Nomor 7 Tahun 2021. 

Lewat kebijakan tersebut PPN di Indonesia resmi naik jadi 12 persen dari yang awalnya 11 persen, berlaku mulai 1 Januari 2025.

Barang-barang yang terdampak kenaikan diantaranya benda elektronik, pakaian, tanah dan bangunan, perabot rumah tangga, makanan olahan yang diproduksi kemasan, serta kendaraan bermotor.

Baca juga: PPN Jadi 12 Persen, Pemerintahan Prabowo Mulai Bergaya Kolonial: Beban Rakyat Kecil Makin Berat

Kemudian, dalam peraturan menteri keuangan (PMK) nomor 71/PMK.03/2022 disebutkan, jasa yang kena PPN meliputi pengiriman paket, jasa perjalanan wisata, jasa penyelenggara perjalanan ibadah keagamaan, hingga penyelenggaraan penyediaan voucher. Selain itu, tiket pesawat domestik juga masuk dalam objek pajak pertambahan nilai.

Dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan kenaikan PPN menjadi 12 persen diberlakukan karena 3 alasan, yakni untuk menggenjot pendapatan negara, mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri serta untuk menyesuaikan standar internasional.

Namun imbas kebijakan tersebut masyarakat kompak menyerukan aksi boikot kenaikan PPN 12 persen, salah satunya dengan cara menerapkan frugal living dan mengurangi belanja. Di sosial media X hastag frugal living bahkan sempat menggema dalam beberapa hari terakhir.

“Coba deh, kita bikin gerakan frugal atau minimalist living di 2025. Belanja sesuai kebutuhan, selama HP, Laptop, Mobil, Motor, Elektronik kalian belum rusak, gak usah beli baru. Kalau masih bisa dibenerin ya benerin dulu, kita rame2 hidup bersahaja. Protest in silent,” ujar cuitan akun @malesbang*naja.

Apa Itu Frugal Living

Menurut laman Kemenkeu.go.id, frugal living secara sederhana sering dimaknai sebagai gaya hidup hemat atau irit terhadap pengeluaran agar dapat menabung lebih banyak.

Sementara menurut berbagai sumber, konsep frugal living diartikan sebagai konsep dimana seseorang mengalokasikan dana yang dimiliki dengan kesadaran penuh (mindfull), dengan pertimbangan dan analisis yang baik disertai dengan strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas.

Secara singkatnya, gaya hidup ini juga menekankan konsep yang mengutamakan efisiensi dalam penggunaan uang. Sebelum mengeluarkan uang, seseorang akan melakukan pertimbangan yang matang agar dapat membuat keputusan finansial yang bijaksana.

Perlu diingat konsep frugal living bukan berarti hidup pelit. Dalam frugal living, pengeluaran diarahkan untuk kebutuhan yang penting dan dihindari pemborosan, sementara dalam pelit, pengeluaran diabaikan sepenuhnya, bahkan jika itu berarti mengabaikan kebutuhan dasar.

Tujuan Frugal Living

Dalam menerapkan frugal living, ada beberapa tujuan yang bisa dicapai, diantaranya :

1. Menghemat Pengeluaran

Tujuan utama dari frugal living adalah menghemat pengeluaran. Dengan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, maka uang yang tersisa dapat digunakan untuk kebutuhan yang lebih penting seperti investasi atau tabungan.

2.  Meningkatkan Tabungan

Frugal living juga bertujuan untuk meningkatkan tabungan. Dengan menghemat pengeluaran, maka uang yang tersisa dapat disimpan ke dalam tabungan untuk digunakan pada masa depan.

3. Mengurangi Utang

Secara tidak langsung, frugal living dapat mengurangi utang. Penghematan pengeluaran tidak hanya membuat Anda mempunyai uang untuk ditabung, tetapi juga membayar atau mengurangi jumlah utang atau kewajiban yang ada.

4. Mempertajam Fokus pada Kebutuhan Utama

Frugal living juga dapat mempertajam fokus Anda pada kebutuhan utama. Anda hanya membeli barang yang benar-benar dibutuhkan sehingga fokusnya lebih terarah pada kebutuhan yang lebih penting.

Frugal Living Rugikan Pemerintah

Meski konsep frugal living dapat membangun finansial atau keuangan seseorang lebih sehat, namun imbas protes frugal living yang menggema di sosial media akibat kenaikan PPN 12 persen  sebagian besar masyarakat khususnya gen Z kini menolak membelanjakan uang selain kebutuhan pokok.

Apabila hal tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lama maka akan merugikan pemerintah, lantaran adanya kenaikan harga barang dan jasa membuat masyarakat mengurangi konsumsi, sehingga permintaan akan menurun.

Jika permintaan turun, maka produksi perusahaan-perusahaan akan terkontraksi. Imbas dari kenaikan PPN, perusahaan berpeluang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Dampak panjang dari aksi protes ini berdampak pada prospek investasi di Indonesia yang bisa jadi memburuk. 

Pasalnya investor akan berpikir ulang untuk berinvestasi sebab daya beli masyarakat yang menurun. Pada akhirnya, target pertumbuhan ekonomi akan sulit tercapai.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini