TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) menyiapkan sejumlah strategi untuk memacu kinerja tahun 2025.
Direktur Utama Digital Mediatama Maxima, Budiasto Kusuma mengungkapkan DMMX telah merancang tiga pilar utama sebagai langkah strategis untuk menumbuhkan kinerja pada tahun depan.
Pertama, mempertahankan kontrak-kontrak yang ada. Khususnya kontrak besar (big key contracts), sebagai dasar stabilitas pendapatan dan kemitraan jangka panjang.
Kedua, melakukan ekspansi ke berbagai channel baru, dengan fokus utama pada penetrasi pasar ke retailer entry-level, untuk memperluas jangkauan dan memperkuat posisi di pasar yang berkembang.
Ketiga, menambah produk tambahan (add-on products) untuk melengkapi ekosistem smart retail DMMX, guna memberikan solusi yang lebih komprehensif dan bernilai bagi pelanggan.
"Ketiga strategi inti ini diharapkan dapat menjadi pendorong yang kuat bagi pertumbuhan dan keberlanjutan kami dalam menghadapi tantangan pasar yang semakin kompetitif," kata Budiasto dikutip Rabu (20/11/2024).
DMMX mulai menjalankan strategi tersebut di penghujung tahun ini dengan memperkenalkan produk solusi ritel berbasis Artificial Intelligence (AI) di ajang Salon International de l'Alimentation (SIAL) Interfood 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
DMMX menyasar pasar peritel konvensional yang memiliki jaringan kecil maupun besar untuk bertranformasi ke arah smart retail.
Budiasto Kusuma menerangkan dengan produk tersebut konsumen dapat melihat signage dan videotron (layar promosi LED besar) yang diprogram berdasarkan kondisi waktu, cuaca dan profil toko.
Seluruh ekosistem tersebut dibangun dengan kendali terpusat melalui cloud content management system. Pada ajang yang sama, DMMX juga meluncurkan LCD Transparent Box dan Consumer Profiling.
Kedua produk dan layanan ini dirancang untuk membantu peritel memberikan pengalaman konsumen yang lebih menarik dan terukur dalam aktivitas bisnis ritel.
Baca juga: Pedagang Pasar hingga Peritel Ramai-ramai Tolak PP 28/2024, Bikin Omzet Merosot 50 Persen
Budiasto mengatakan, produk dan layanan berbasis AI merupakan strategi DMMX untuk membangun ekosistem ritel yang lebih modern dan relevan dengan kebutuhan pasar.
Dia bilang, DMMX memasang harga yang terjangkau atas produk dan layanan yang ditawarkan, sehingga bisa memperluas pangsa pasar dan menjangkau ritel berjaringan kecil.
"Era saat ini menuntut pelaku bisnis ritel bisa memberikan pengalaman yang lebih personal dengan multimedia melalui teknologi ritel pintar. DMMX melalui visi #minterinTOKO berkomitmen untuk selalu memberikan terobosan kreatif terkini melalui solusi ritel pintar berbasis AI," jelas Budiasto.
Baca juga: Peritel Didorong Kuatkan Pasar Domestik Lewat Transformasi Digital
DMMX juga akan menjajaki ekspansi pasar luar negeri. Strategi global initiative ini akan dijalankan melalui ZKDigimax, perusahaan patungan alias joint venture dengan perusahaan asal China, ZKTeco.
Ekspansi menargetkan 49 negara dalam tiga tahun ke depan, dari posisi saat ini yang sudah menyasar di 22 negara.
Strategi lainnya, DMMX akan memacu kontribusi dari Bumi Langit pada segmen digital IP licensing serta Close The Door pada segmen konten dan influencer platform.
"(Kontribusi dari segmen) konten itu lebih ke margin. Konsolidasinya ke profit, dan sejauh ini bagus sekali, profitable," kata Budiasto.
Baca juga: Digitalisasi Keuangan dan QRIS Permudah Pencatatan Transaksi Perdagangan
Guna memuluskan berbagai strategi tersebut, DMMX mengalokasikan belanja modal (capex) yang stabil di level sekitar Rp 30 miliar pada tahun ini maupun tahun depan.
Dengan sejumlah strategi tersebut, Budiasto pun optimistis DMMX bisa memperbaiki bottom line ke posisi yang positif pada tahun 2025.
Budiasto memberikan gambaran, secara konsolidasi DMMX memproyeksikan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada level 7 persen-9% atau high single digit pada tahun 2025.
"Sekitar segitu, kami konservatif dulu. Tahun depan harusnya sudah growing positif, secara operasional kami profit," tandas Budiasto.
Laporan Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Sumber: Kontan