TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program pemberdayaan UMKM toko kelontong Sampoerna Retail Community (SRC) sudah menjangka luas dari Sabang hingga Merauke.
Bahkan, tidak hanya memberikan pembinaan dan pendampingan, SRC juga melengkapi toko-toko kelontong anggotanya dengan ekosistem digital yang mempermudah mereka dalam menjalankan usaha.
Dengan persebaran anggotanya yang begitu dekat dengan masyarakat, SRC adalah potret ekonomi kerakyatan di Tanah Air.
Pertama kali dimulai pada 9 Mei 2008, SRC kini telah berkembang hingga memiliki lebih dari 250.000 toko kelontong anggota yang tergabung dalam 8.200 Paguyuban SRC dan aktif bermitra dengan 6.300 toko grosir Mitra SRC di seluruh Indonesia.
Baca juga: Pemerintah Minta Ritel Modern Gandeng Toko Kelontong: Kerja Sama yang Saling Untung
Riset Kompas Gramedia (KG) Media pada 2023 memberikan gambaran dampak ekonomi kerakyatan yang dihasilkan oleh jaringan SRC.
Omzet Toko SRC secara keseluruhan, menurut riset itu, berkontribusi sebesar Rp263 triliun terhadap perekonomian nasional pada tahun 2022. Nilai kontribusi itu setara 11,36 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Ritel Nasional 2022 yang setara dengan Rp2.077,43 triliun.
Direktur Utama PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) Romulus Sutanto mengatakn selama 16 tahun, resep perkembangan SRC tetap sama, yakni konsistensi tim kami dalam melakukan pendampingan dan pelatihan, coaching and mentoring.
Konsistensi itu bersumber dari komitmen SRCIS untuk mendukung pemberdayaan UMKM agar bisa naik kelas. Hal ini penting mengingat peran UMKM sebagai salah satu sektor tulang punggung perekonomian nasional.
“Kami berkeyakinan bahwa UMKM yang berdaya, khususnya toko kelontong, akan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi roda ekonomi Indonesia, terutama di tengah upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen,” kata Romulus.
Salah satu inisiatif unggulan SRC adalah dukungan adopsi digitalisasi UMKM toko kelontong.
"Transformasi digital memegang peranan penting untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis, tidak terkecuali untuk toko kelontong," paparnya.
Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi
Romulus mengatakan sejak awal SRC hadir untuk membantu toko kelontong agar lebih maju dan berkelanjutan. Di samping itu, pada tingkat yang lebih makro dia berharap SRC ke depannya dapat terus berkontribusi bagi perekonomian nasional dan menjadi salah satu pilar ekonomi kerakyatan.
Keberhasilan Toko SRC juga diharapkan bisa menginspirasi toko kelontong lainnya yang kini mungkin belum menjadi anggota SRC.
Menurutnya, dengan target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, SRC sebagai bagian dari UMKM dapat ikut ambil bagian.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, sektor UMKM berkontribusi sebesar 61 persen terhadap PDB dan memiliki kemampuan menyerap 97 persen total tenaga kerja.
Dengan fakta ini, sektor UMKM tentu bakal memainkan peran penting untuk mendukung upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen itu.
"Toko SRC yang sebanyak 250.000 telah berkontribusi hingga 11,36 persen dari PDB Ritel Nasional. Apalagi kalau kita bicara 4 juta toko kelontong di seluruh Indonesia, tentu UMKM toko kelontong bisa berkontribusi jauh lebih besar lagi," tutup Romulus.