Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Sejumlah pusat manufaktur di kawasan Asia sepanjang tahun 2024 mencatatkan pelemahan usai pasar global mengalami perang harga imbas kebijakan yang diberlakukan Donald Trump, presiden terpilih AS ke-47.
Mengutip data The Daily Star selama 2024 kemarin pabrik-pabrik telah mengalami tekanan akibat konflik Timur Tengah, namun di akhir tahun kondisi perekonomian manufaktur Asia semakin mencekik terdampak aturan baru yang diusulkan Donald Trump.
Terbaru Trump memberikan isyarat bahwa ia akan menjalankan kebijakan yang lebih agresif dari proteksionisme “America First” guna mendorong kenaikannya ke tampuk kekuasaan selama masa jabatan keduanya di Gedung Putih.
Baca juga: Audit Industri Hijau Berperan Penting Dalam Upaya Transformasi Sektor Manufaktur
Menurut cuitan Trump yang diunggah di platform Truth Social, pada 20 Januari mendatang pemerintah AS akan mengerek pajak sebesar 20 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada serta tambahan tarif 60 persen untuk barang-barang asal China.
Trump mengklaim pengetatan diperlukan untuk mengatasi aliran narkoba dan migran ke AS. Namun para ekonom mengatakan usulan Trump untuk mengenakan tarif besar-besaran akan meningkatkan biaya barang sehari-hari di AS dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia.
Kendati masih dalam tahap wacana, namun usulan tersebut telah memberikan pukulan bagi PMI manufaktur global Caixin/S&P untuk Tiongkok hingga amblas tipis menjadi 50,5 pada bulan Desember, lebih rendah dari perkiraan analis, yang mengindikasikan aktivitas akan tumbuh 51,5 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kemerosotan serupa juga terjadi pada indeks PMI Korea Selatan, dimana pada bulan Desember kemarin indeks tersebut menunjukkan aktivitas penurunan output, sangat kontras dengan angka pertumbuhan ekspor yang lebih baik dari perkiraan yang dirilis pada hari Rabu.
Sementara itu awal minggu ini, PMI Jepang turut melaporkan aktivitas menyusut, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat pada bulan Desember. Disusul aktivitas manufaktur India tumbuh pada kecepatan terlemahnya untuk tahun 2024. Malaysia dan Vietnam juga melaporkan penurunan aktivitas pabrik.
Sejauh ini hanya Taiwan yang menunjukkan titik terang yang langka, dengan aktivitas tumbuh pada kecepatan tercepat dalam lima bulan dengan responden survei PMI melaporkan penjualan yang kuat di Asia, Eropa, dan Amerika Utara.
Baca juga: Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Lewat Industri Manufaktur, Masyarakat Bisa Apa?
Dan di Singapura, yang dianggap sebagai penentu arah perdagangan global tumbuh pada laju tahunan tercepat sejak pandemi pada tahun 2024. Sebagian dibantu oleh dorongan untuk mengekspor sebelum tarif baru AS berlaku.
Adapun sebelum kemerosotan tersebut terjadi, Oxford Economics sebuah firma penasihat sempat memperkirakan bahwa tarif yang diusulkan Trump dapat menyebabkan penurunan ekspor sebesar 3 persen dari negara Asia selain Cina.
"Asia Tenggara akan mengalami penurunan PDB dan perdagangan sebagai bagian dari PDB jika Trump mewujudkan obsesinya terhadap tarif," Frederick Kleim, peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura.