"Rumahnya nanti juga insyaallah akan kami sinergikan dan kolaborasikan dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman. Kemudian dari Kementerian Pertanian akan memberikan alat pertanian yang sudah berbasiskan teknologi," kata Iftitah.
"Nanti kami akan dibantu terkait dengan manajemennya mulai dari peningkatan skill keterampilannya, terus kemudian juga mulai dari benih, pupuk, sampai dengan masa panennya," lanjutnya.
Iftitah menyebut Kementrans juga akan menggandeng Perum Bulog agar bisa menjadi off-taker produk pertanian para transmigran.
"Secara prinsip kami berdua memiliki kesamaan visi bagaimana ke depan yang diutamakan adalah meningkatkan pendapatan, meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia," jelasnya.
Sebelum penandatanganan kesepakatan ini, Amran dan Iftitah juga pernah mengadakan pertemuan pada Desember 2024.
Kala itu, telah ditentukan bahwa Kementrans akan menyiapkan 100 ribu pekerja yang merupakan transmigran untuk mengelola lumbung pangan atau food estate di beberapa wilayah Indonesia.
Para transmigran ini akan ditempatkan di lima lokasi lumbung pangan yang akan dibangun pemerintah.
"Pendekatannya kita holistik bukan parsial, membangun kawasan sejalan dengan lumbung pangan yang kita bangun di daerah Merauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan,” kata Amran di Kantor Kementan, dikutip dari keterangan tertulis pada Selasa (17/12/2024).
Amran menjelaskan bahwa dari kolaborasi ini, kawasan pertanian modern akan dikelola oleh tenaga kerja yang disiapkan Kementrans dalam program transmigrasi.
Dengan sistem dan fasilitas yang disiapkan pemerintah, diharapkan terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Lewat pertanian modern, Amran memperkirakan transmigran bisa mendapatkan pendapatan dari hasil pengolahan pertanian sebesar minimal Rp 10 juta per bulan.
Menurut Amran, angka tersebut sama seperti yang didapatkan beberapa petani di Merauke dan Aceh.
Ia juga mengatakan bahwa lahan yang dikelola sejalan dengan lahan yang dibangun dalam program optimasi lahan dan cetak sawah dengan fokus utama pada komoditas padi.
“Lahan kan di situ juga, lahan untuk pertanian, oplah, cetak sawah. Kita siapkan 3 juta hektare. Fokus utamanya pada padi, kemudian hortikultura dan perkebunan,” ucapnya.