TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (COVID-19), Achmad Yurianto menyampaikan sejumlah hal terkait langkah penanganan COVID-19 di Indonesia.
Pertama Yurianto menegaskan penanganan wabah ini berbasis komunitas, artinya peran masyarakat sangat penting di dalam upaya ini.
"Saya berharap masyarakat sebagai subjek dan obyek dalam pencegahan," katanya saat konferensi pers di kantor BNPB, Rabu (25/2/2020).
Yurianto menyebut langkah tersebut tidak bisa dilakukan oleh satu sektor saja, ataupun berberapa sektor.
Melainkan perlu adanya kolaboratif dari seluruh lapisan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan peran serta masyarakat luas.
Dalam kesempatan tersebut, Yurianto juga meminta untuk melaksanakan pembatasan jarak fisik dan kontak saat melakukan komunikasi di luar maupun di dalam rumah.
Baca: Mulai Besok, Singapura Tutup Semua Tempat Hiburan dan Bar Selama Satu Bulan
Baca: Yang Kesulitan Ekonomi karena Virus Corona, Via Vallen Umumkan Rencana Bagi-bagi Sembako Gratis
Baca: Profil dr Tirta, Dokter Sekaligus Pebisnis Muda yang Ikut jadi Relawan Hadapi Wabah Corona
Hal tersebut didasari karena penyebaran COVID-19 melalui percikan dari orang terjangkit kepada orang yang sehat.
"Dari percikaan saat dia batuk, bersin dan saat berbicara bisa tertular," katanya.
Yurianto menyebut, dari hasil pengalaman di lapangan tidak selalu orang yang potifif COVID-19 menunjukkan gejala sakit berat.
Bahkan dari beberapa kasus tidak memperlihatkan gejala sama sekali.
"Dia tidak mersaka sakit, padahal positif. Maka ini penting menjaga jarak sekitar 1,5 meter, baik di dalam atau di luar rumah," tegasnya.
Kedua Yurianto juga meminta masyarakat selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat.
Ia mencontohkan betapa mudahnya COVID-19 menyebar lewat barang-barang di sekitar kita.
"Ketika barang yang mengandung virus terus tersentuh dan ia menyentuh mata atau hidung, penularan bisa terjadi," ucap Yurianto.