News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Larangan Mudik Lebaran, Pengamat: Pemda Harus Tegas dan Berani Tutup Jalan

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LARANGAN MUDIK - Suasana di Terminal AKAP Kalideres, Jakarta Barat, masih dijumpai warga ibukota yang hendak pulang mudik ke kampung halamannya ke sejumlah kota di Jawa dan Sumatera, Selasa (21/4/2020). Terkait keputusan pemerintah yang akan memberlakukan larangan mudik, membuat sejumlah awak bus merasa keberatan, karena hanya akan membuat mereka menjadi susah karena kehilangan pekerjaan.

TRIBUNNEWS.COM - Larangan mudik yang telah ditetapkan pemerintah pusat dinilai tidak akan efektif tanpa ada keseriusan dari pemerintah daerah.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Agus Taufik Mulyono mengungkapkan Pemerintah Kabupaten/Kota harus berani menutup ruas jalan.

Meski ada rencana penutupan jalan tol bagi pemudik, Taufik menyebut bukan tidak mungkin masyarakat akan mencari celah jalan lain.

"Perantara orang mudik kan transportasi dan mobilisasi, itu yang harus dipotong," ungkap Taufik kepada Tribunnews melalui sambungan telepon, Selasa (21/4/2020) malam.

"Nanti kalau tol saja yang ditutup, siapa yang mengendalikan kalau lewat jalan eksisting atau jalan tikus," ujarnya.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Agus Taufik Mulyono

Baca: PSBB di Bandung Mulai Hari Ini, Penumpang Angkutan Umum Dibatasi, Warga Tak Boleh Berkerumun

Menurut Taufik, masyarakat juga akan menyiasati larangan yang ditetapkan.

"Kalau jalan nasional ditutup, lewat jalan provinsi. Kalau jalan provinsi ditutup, lewat jalan kabupaten/kota. Kalau ditutup, lewat jalan tikus gimana caranya," ungkapnya.

Maka dari itu, Taufik menilai peran pemerintah daerah dibutuhkan.

"Yang terpenting, kearifan lokal harus jalan, yakni keberanian pemerintah kabupaten/kota untuk menutup jalan," ujarnya.

Mudik Internal Daerah

Taufik mengungkapkan, yang menjadi perhatian justru budaya mudik yang terjadi di dalam satu wilayah internal.

"Selain mencegah mudik jarak jauh, ada mobilisasi berupa budaya mudik di dalam kabupaten atau dalam kecamatan, itu yang lepas dari kontrol sebenarnya," ungkap Taufik.

Baca: ‎Mudik Dilarang, Polri Gelar Operasi Ketupat Sebulan Lebih

Taufik menilai, kegiatan mudik meskipun di dalam wilayah juga memiliki berpotensi terjadinya penularan virus.

"Larangan mudik jangan tanggung-tanggung, mudik kan pergerakan orang, ya pergerakan orang yang dihentikan," ujarnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini