Dia mengatakan, virus corona penyebab penyakit Covid-19 kemungkinan besar memiliki reservoir ekologis pada kelelawar.
Sebelumnya, pemerintahan Trump menuduh WHO telah gagal merespons wabah Covid-19 di China sehingga menyebar luas di penjuru dunia.
Selain itu, pihak Trump menilai WHO tidak siap, terlambat memberi tahu lebih awal terkait bahaya pandemi, dan menutupi kejanggalan kasus di China.
WHO membantah semua tuduhan itu.
Sebagian besar ahli kesehatan masyarakat juga tidak setuju dengan kritik spesifik administrasi Trump terhadap WHO.
Kendati demikian, para ahli sadar bahwa bahwa organisasi tersebut membutuhkan reformasi dan kurang transparansi.
Sayangnya, tuduhan Trump berujung pada tindakan yang lebih nyata yakni memberhentikan aliran dana.
Padahal selama ini Amerika Serikat adalah penyokong dana terbesar bagi organisasi kesehatan PBB ini.
Kritikan pada Trump datang dari berbagai lini, mulai dari pemimpin negara hingga tokoh dunia.
Bahkan pemilik raksasa Microsoft, Bill Gates menambah dana bantuan kepada WHO karena keputusan Trump itu.
The Washington Post melaporkan pada akhir pekan bahwa pejabat Amerika yang bekerja dengan WHO mengirim kembali informasi ke Gedung Putih tentang penyebaran virus pada awal Januari lalu.
Hingga Rabu (22/4/2020) virus corona telah merebak di 21 negara.
Setidaknya 2.572.835 manusia di dunia telah terjangkit virus asal China ini.
Ada 178.553 orang yang meninggal dunia sementara 701.580 berhasil sembuh.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan total kasus infeksi dan kematian Covid-19 terbanyak di dunia.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)