TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah China bergerak setelah ditemukan kasus-kasus baru virus corona atau Covid-19 di Beijing.
Temuan 36 kasus baru membuat 10 kawasan perumahan dikunci atau lockdown per Senin (15/6/2020).
Otoritas setempat kemudian melakukan investigasi kasus yang bermula dari pasar makanan grosir itu.
Tribunnews.com mengutip South China Morning Post, keputusan lockdown kawasan permukiman dilakukan setelah Wakil Perdana Menteri China, Sun Chunlan, memerintahkan langkah tegas, yakni untuk untuk mencegah penyebaran penyakit.
Sun, yang telah mengawasi langkah-langkah kontrol Covid-19 di China sejak Januari, mengatakan pada pertemuan Dewan Negara pada Minggu risiko penyebaran wabah terbaru sangat tinggi.
Baca: Update Covid-19 Beijing, 36 Kasus Baru hingga Penutupan Pasar Sejauh 10 Kilometer dari Kluster
Hal itu menurutnya dikarenakan populasi pasar yang besar, padat, dan bermobilitas tinggi, menurut kantor berita negara Xinhua.
Kasus-kasus baru membawa jumlah orang yang terkena dampak di ibu kota oleh wabah terbaru ke-79 - semuanya terkait pasar grosir Xinfadi.
Pusat distribusi makanan di Beijing selatan itu menempati 107 hektare dan memasok makanan ke provinsi utara, seperti Shandong, Shanxi, Hebei, dan Liaoning.
Yang Peng, seorang ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Beijing mengatakan kepada penyiar negara bagian CCTV penyelidikan awal sekuensing genom menunjukkan virus itu diimpor dari Eropa.
Tetapi, para peneliti masih perlu mencari tahu persis bagaimana ia memulai rantai infeksi.
Satu diantara kemungkinan adalah makanan beku telah terkontaminasi oleh seseorang yang terinfeksi Covid-19 dan suhu rendah telah melindungi virus selama transportasi.
"Orang-orang kemudian dapat terinfeksi dengan bersentuhan dengan makanan laut atau daging yang terkontaminasi di pasar dan selanjutnya menyebarkan virus," kata Yang.
Kemungkinan lain adalah virus tersebut telah menyebar oleh orang yang terinfeksi batuk atau bersin di pasar, mempengaruhi barang-barang makanan atau lingkungan umum, dan memungkinkan penyebarannya di antara orang lain, Yang menambahkan.
"Kami akan memfokuskan penyelidikan epidemiologis pada kasus-kasus awal dan melakukan penelusuran virus lebih lanjut," katanya.