Ada juga rumah isolasi mandiri di Desa Labuhan Bajo yang terletak di pesisir Kecamatan Utan. Desa ini memiliki rumah isolasi mandiri yang mulai digunakan sejak 26 Maret 2020 lalu. rumah panggung yang dijadikan tempat isolasi mandiri ini semata mata untuk menyelamatkan masyarakat Desa Labuhan Bajo dari penyebaran COVID-19.
Tercatat sudah 31 orang warga Labuhan Bajo yang melakukan isolasi mandiri di rumah ini.
“Rumah isolasi mandiri ini digunakan oleh warga desa Labuhan Bajo yang datang dari luar daerah. Sebelum pulang ke rumah, warga dari luar daerah melakukan isolasi mandiri yang didampingi oleh UPT puskesmas setempat dan mendapat pengawasan bhabinkamtibmas serta babinsa,” ujarnya.
Tak hanya memperhatikan sisi kesehatan dan keamanan, para warga di Desa juga berlomba-lomba melakukan inovasi di wilayahnya masing-masing. Salah satu dampak COVID-19 yakni menyerang sektor ekonomi. Untuk itu, setiap Desa berusaha menjaga ketahanan pangan wilayahnya masing-masing.
"Ketahanan pangan di masing-masing desa sudah nampak. Komoditasnya misalnya ada tanaman serta budidaya ikan," ujarnya.
Selain itu, beberapa desa juga membentuk melakukan penghijauan. Lingkungan yang sehat dan asri ini tergambar di di RT 05 RW 05 Kelurahan Samapuin Sumbawa.
Inovasi warga yang diberi nama "Lingkungan Maras" ini terlihat ada lintasan jogging sport. Hembusan angin di hamparan persawahan pada malam hari membuat situasi lingkungan menjadi lebih dingin dan nyaman. Tidak hanya itu saja, lingkungan yang penuh dengan tanaman hijau juga akan membuat udara menjadi lebih bersih.
Ketua RT 05 RW 05 'Lingkungan Maras' Kelurahan Samapuin, Juliansyah Putra, mengatakan, di lingkungan ini, warganya sudah bisa mengeloh sampah kering dari kotoran ayam untuk dijadikan pupuk kompos tanaman pekarangannya.
Menurutnya, hal yang patut dibanggakan dalam 'Lingkungan Maras' ini, semangat dan kekompakan warganya tertanam kuat jiwa gotong royong untuk menjaga kebersihan.
"Terlebih menghadapi lomba 'Kampung Sehat', warga lingkungan setempat membenahi pekarangan, halaman, dan lingkungannya menuju tatanan hidup baru atau new normal life," ujarnya.
Ia menambahkan, pekarangan warga tidak ada yang kosong karena dimanfaatkan untuk tanaman umbi-umbian, sedangkan pagar halaman dimanfaatkan untuk sayur mayur sebagai ketahanan pangan.
"Kami juga memiliki posko COVID-19 dengan petugas yang telah dijadwal piketnya sejak mewabahnya COVID-19 beberapa bulan lalu. Sedangkan keberadaan pos kamling sejak lama selalu aktif dan tetap ada petugas piket keamanan lingkungan setiap malam," ucapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, di lingkungan ini, terdapat bale baca (rumah baca) memperbanyak bahasa Inggris bagi kalangan muda, sedangkan tepi sawah menjadi sarana belajar bagi kalangan tua di alam terbuka.
Setiap malam Jumat, melaksanakan Tahsin Maras yang dilaksanakan secara bergiliran antar rumah. Yang patut dibanggakan ada namanya Program Pongo Karung (memikul karung) yakni program gotong royong lingkungan. Untuk diketahui, lingkungan ini sejak lama menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM.