Beberapa anggota parlemen dari Partai Buruh Inggris mengatakan bahwa bantuan yang ditawarkan Inggris hanya seperti 'setetes air di lautan'.
Bahkan anggota parlemen, Tory menyebut Prancis dan Jerman telah berbuat jauh lebih banyak dengan menyediakan wadah kriogenik yang mampu mengangkut oksigen cair.
Salah satu masalah yang kini dialami India adalah mengangkut oksigen ke titik yang paling membutuhkan.
Adams pun mempertanyakan apakah ini diberikan secara komersial.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Bayangan, Lisa Nandy, mendesak para menteri untuk menyadari bahwa saat ini merupakan kondisi darurat global, dan Inggris harus meningkatkan pengiriman peralatan sebagai penyelamat nyawa.
Ia meminta pemerintah India untuk berkoordinasi dengan Uni Eropa (UE) dan memasok obat-obatan seperti remdesivir.
Sejauh ini diperkirakan ada 17 negara yang telah memberikan bantuan.
Apakah Inggris akan berbuat lebih banyak untuk penyediaan vaksin ?
Inggris tidak memiliki kelebihan stok dan sebaliknya malah menawarkan pendanaan kepada skema COVAX yang dikelola oleh WHO untuk memasok 1,3 miliar dosis ke 92 negara berpenghasilan rendah, termasuk India.
Ia mengaku tidak tahu berapa banyak dari dosis COVAX ini yang masuk ke India sebagai negara yang telah memvaksinasi hanya 9 persen dari populasinya.
Adams pun menolak seruan untuk mengizinkan pengabaian paten agar vaksin ini bisa diproduksi secara lebih luas, permintaan ini kemudian didukung oleh India dan Afrika Selatan.