Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Inggris memang telah menjadi negara pertama yang memberikan bantuan untuk India di tengah lonjakan kasus virus corona (Covid-19) yang sangat signifikan di negara kawasan Asia Selatan itu.
Namun Inggris tidak akan mengirimkan vaksin ke India hingga Inggris memiliki surplus pasokan.
Pernyataan ini disampaikan Menteri Urusan Asia Kementerian Luar Negeri Inggris, Nigel Adams kepada anggota parlemen.
Dikutip dari laman The Guardian, Kamis (29/4/2021), ia mengatakan Inggris telah menanggapi kebutuhan pemerintah India.
"Inggris telah menjadi negara pertama yang memberikan dukungan praktis dalam menghadapi pemandangan memilukan yang mengejutkan kami semua," kata Adams.
Namun dirinya menegaskan bahwa negaranya tidak perlu mengirimkan lebih banyak vaksin ke India, karena telah menyumbang untuk skema COVAX yang dikelola oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Saleh Husin: Dua Kali Vaksin Bukan Berarti Kebal Covid-19
Pernyataan Adams ini muncul sebelum disampaikannya pengumuman bahwa Inggris telah memesan 60 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech dalam upaya untuk memastikan bahwa vaksinasi dapat diberikan mulai musim gugur ini.
Hal ini membuat jumlah dosis Pfizer yang dipesan berada pada level yang sama dengan dosis Oxford/AstraZeneca.
Perlu diketahui, Inggris mengatakan pada hari Rabu kemarin bahwa pihaknya akan mengirimkan peralatan dan pasokan lebih lanjut ke India dalam bentuk tiga unit pembangkit oksigen dari stok cadangan di Irlandia Utara yang masing-masing dapat digunakan oleh 50 orang pada satu waktu.
Mereka mengikuti pengiriman 495 konsentrator oksigen dan 200 ventilator, juga dari stok surplus, yang diperkirakan tiba pekan ini.
"Peralatan yang berasal dari kelebihan stok ini didasarkan pada kebutuhan paling akut yang ditunjukkan pemerintah India kepada kami," papar Adams.
Baca juga: PM India Setujui Pengadaan 1 Lakh Konsentrator Oksigen Portabel
Ia mengatakan bahwa Inggris saat ini tengah melihat apakah ada lebih banyak hal yang bisa dilakukan.
"Tabung oksigen tidak dikirim, karena pemerintah India mengatakan pengisiannya tidak kompatibel dengan sistem di negara itu," jelas Adams.