Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT. Bio Farma Persero menyatakan siap melakukan negosiasi dengan produsen vaksin Johnson & Johnson Amerika Serikat.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk vaksinasi dari Bio Farma Bambang Heriyanto terkait aturan pemerintah Arab Saudi yang menetapkan vaksin merk tertentu bagi jemaah haji yang diperbolehkan melaksanakan ibadah di negaranya.
Baca juga: Peringati Hari Lahirnya Pancasila, KILLCOVID Vaksinasi 5.000 Warga Pra-Lansia
Baca juga: Pemerintah Cari Vaksin Johnson & Johnson untuk Calon Jemaah Haji Indonesia
"Jika pemerintah menugaskan maka Bio Farma siap untuk melaksanakannya," kata Bambang saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (2/6/2021).
Sebelumnya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan, hingga saat ini Kerajaan Arab Saudi belum memastikan penyelenggaraan ibadah Haji tahun 2021.
"Pemerintah kerajaan Arab Saudi hingga saat ini belum juga memberikan kepastian. Apakah hanya bagi jemaah dalam negerinya atau akan pula mengundang jemaah Haji dari luar Arab Saudi," kata Yaqut dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Senin (31/5/2021).
Selain vaksin Johnson & Johnson, Pfizer, Moderna, hingga AstraZeneca masuk merk vaksin yang menjadi syarat kerajaan Arab Saudi.
Vaksin Johnson & Johnson diketahui belum masuk daftar vaksin yang digunakan di Indonesia baik untuk program vaksinasi nasional maupun gotong royong.
Mengapa Pilih Johnson & Johnson?
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga sempat menyinggung soal usahanya mendapatkan Johnson & Johnson.
”Dari isu ini kami sudah merespons bersama Kemenkes, kami sudah mengusahakan untuk bisa mendapatkan 1 dari 4 vaksin yang disyaratkan, kita dapat Johnson & Johnson,” tambahnya.
Mengapa Johnson& Johnson? Gus Yaqut menyebut karena 3 jenis vaksin lainnya yang menjadi syarat bagi para calon jemaah haji sulit dilakukan. As.
-
Baca juga: Israel Mulai Investigasi Dugaan Kasus Peradangan Jantung Akibat Vaksin Covid-19 Pfizer
-
Baca juga: Vaksinasi Gotong Royong Jadi Upaya Swasta Dukung Kebangkitkan Ekonomi
traZeneca, Pfizer, dan Moderna, membutuhkan dua dosis dalam rentang waktu tertentu.
Sementara Johnson & Johnson hanya memerlukan satu dosis suntikan.