Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia saat ini tengah menghadapi munculnya varian baru virus corona (Covid-19) yang disebut 'Omicron' dan diidentifikasi kali pertama di Afrika Selatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah melakukan pertemuan darurat pada Jumat lalu untuk membahas mengenai kemunculan varian baru ini dan bagaimana sifatnya jika dibandingkan dengan varian pendahulunya termasuk Delta.
Banyak negara di dunia kini telah memperketat perbatasan mereka dari turis yang datang dari sejumlah negara di kawasan Afrika.
Lalu bagaimana tanggapan Indonesia?
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa varian ini awalnya diidentifikasi oleh organisasi nirlaba yang berfokus pada kesehatan global GISAID pada 9 November lalu.
Baca juga: 2 Kasus Varian Omicron Terdeteksi di Australia, Pasien Tak Tunjukkan Gejala dan Sudah Vaksin Penuh
Namun kemudian secara cepat masuk dalam kategori Variant of Concern (VoC) atau yang menjadi perhatian hanya dalam waktu dua hari setelah dibidik dalam penelitian Organisasi Kesehatan Dunia( WHO) sejak 24 November lalu.
"Varian omicron ini diidentifikasi masuk GISAID 9 November, menjadi varian under investigation oleh WHO pada 24 November, langsung ditingkatkan menjadi Variant of Concern 26 november, dalam dua hari. Melampaui level yang namanya Variant of Interest," ujar Budi Gunadi, dalam konferensi pers virtual 'Respons Pemerintah dalam Menghadapi Varian Omicron', Minggu (28/11/2021) malam.
Sedangkan Indonesia menanggapi varian ini dua hari setelah ditetapkan sebagai varian yang menjadi perhatian.
"Dan Indonesia menindaklanjuti tanggal 28 November," jelas Budi Gunadi.
Kendati Omicron ini diduga lebih menular dibandingkan Delta yang sebelumnya menjadi varian dominan pada banyak negara, namun saat ini ia optimis dunia lebih cepat tanggap dalam mengidentifikasi munculnya varian baru.
"Dunia dan Indonesia sekarang sudah jauh lebih cepat dan lebih canggih mengidentifikasi varian-varian baru," kata Budi Gunadi.
Ia pun menjelaskan bahwa kemunculan varian baru Covid-19 selalu menjadi faktor pemicu lonjakan kasus di banyak negara, sehingga tentunya setiap negara termasuk Indonesia harus sigap dalam mengidentifikasinya demi menekan laju lonjakan.
Baca juga: Bahaya Covid-19 Varian Omicron Mengintai Indonesia, Bagaimana Antisipasi Pemerintah?
"Karena varian baru inilah yang menyebabkan lonjakan, jadi setiap ada alpha, beta, delta, setiap ada varian baru, selalu ada lonjakan. Jadi faktor utama lonjakan itu adalah varian baru," tegas Budi Gunadi.