Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Varian Omicron asal Afrika Selatan telah ditetapkan sebagai Varian of Concern (VOC) oleh WHO.
Hal ini tentu menjadi pertanda varian tersebut cukup mengkhawatirkan.
Apalagi beberapa pakar mengemukakan jika varian Omicron punya kemampuan menular lebih cepat.
Baca juga: Daftar Negara Dilarang Masuk Indonesia Buntut Varian Omicron dan Ketentuan Karantina bagi WNI/WNA
Baca juga: Epidemiolog Ingatkan Indonesia Masih Rawan Pandemi Covid-19 karena Sebaran Vaksin Belum Merata
Muncul tanda tanya bagi masyarakat, apakah sudah vaksin dua kali tetap dapat melindungi tubuh dari varian Omicron?
Menurut Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman, situasi ini bergantung pada durasinya.
"Kalau sudah dosis kedua suntikan, secara sains terkini ada masa proteksi imunitas yang optimalnya tujuh bulan kurang lebih," ungkapnya pada dalam Dialog dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) -KPCPEN, Selasa (30/11/2021).
Dan situasi ini kata Dicky juga berlaku pada penyintas Covid-19. Antibodinya terbentuk selama tujuh bulan.
Baca juga: Antisipasi Omicron, Serikat Pilot Inggris Minta Pemerintah Siapkan Dana Musim Dingin Jelang Natal
Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Covid-19 Varian Omicron, dari Tingkat Keparahan hingga Kemanjuran Vaksin
Hanya saja bedanya, imun yang terbentuk dengan vaksinasi, lebih konsisten, kuat dan komprehensif.
Situasi ini membuat seseorang harus divaksin.
Bahkan pada penyintas pun setelah masa isolasi karantina selesai disarankan untuk segera divaksinasi.
"Nah artinya, kalau melihat itu tujuh bulan kurang lebih dalam proteksi yang maksimal. Bukan berarti setelah tujuh bulan langsung kena. Tidak begitu," katanya lagi.
Menurutnya ada sedikit kompleksitas dalam imunologi. Diduga kuat setelah tujuh bulan, ada peran sel memori pada tubuh.
Sehingga bisa saja memberikan perlindungan sampai satu tahun atau kurang.