TRIBUNNEWS.COM - Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet memberlakukan lockdown lokal selama tujuh hari di beberapa tower sejak Kamis (16/12/2021) malam.
Pemberlakuan lockdown ini menyusul temuan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Terbaru, ada dua kasus varian Omicron yang kembali dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Sabtu (18/12/2021).
Sehingga, total varian Omicron di Indonesia menjadi tiga kasus dan ketiga pasien tengah menjalani perawatan di Wisma Atlet.
Kini, semua tenaga kesehatan dan staf tidak diperkenankan mengelilingi area Wisma Atlet.
Hal ini sebagai upaya untuk mengantisipasi penyebaran varian Omicron di lingkungan tersebut.
Kapuskes TNI Mayor Jenderal Budiman mengatakan, ada lima tower yang saat ini di-lockdown, yakni tower 2,3,5,6 dan 1.
Baca juga: Cleaning Service Wisma Atlet yang Terpapar Omicron Dirawat Terpisah dari Pasien Lain
Ia pun mengimbau, semua orang yang tinggal di komplek Wisma Atlet tidak boleh keluar kecuali ada keperluan khusus.
"Saat ini yang dilockdown adalah gedung 2,3,5,6 dan 1 kebelakang. Lockdown tidak boleh ada orang keluar masuk, kecuali dengan menggunakan prosedur yang ketat."
"Yakni menggunakan baju hasmat, seperti contohnya dokter spesialis yang mungkin juga masih dibutuhkan di rumah sakit lainnya, maka bisa keluar masuk dengan menggunakan hasmat."
"Yang tinggal di RSDC ini betul-betul tidak boleh keluar," kata Budiman, dikutip dari Kompas TV, Sabtu (18/12/2021).
Kendati demikian, pasien baru yang terkonfirmasi Covid-19 masih diizinkan masuk untuk melakukan karantina di tempat ini.
Lantas, apakah memberlakukan lockdown lokal di Wisma Atlet akan efektif mengantisipasi penyebaran varian Omicron?
Menurut Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih, terdeteksinya varian Omicron menjadi lampu kuning bagi Indonesia.
Baca juga: Dua Kasus Baru Omicron Ditemukan di Wisma Atlet, Seluruhnya Perjalanan dari Luar Negeri