TRIBUNNEWS.COM - Yang bertugas dan berperan dalam memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia bukan hanya Kementrian Koperasi dan UKM.
Banyak kementrian dan lembaga, termasuk Bank Indonesia (BI) yang memiliki upaya dan program pemberdayaan UMKM.
Hanya saja, biar berbeda-beda tapi memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kapasitas dan daya saing produk UMKM di seluruh Indonesia.
Hal itu dikatakan Sekretaris Kementrian Koperasi dan UKM Agus Muharram di sela-sela acara pameran kerajinan UMKM binaan BI, di Jakarta, Jumat.
Oleh karena itu, lanjut Agus, pihaknya terus mendorong penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dan dana bergulir melalui LPDB-KUMKM untuk menjawab kendala akses permodalan bagi kalangan UMKM.
"Bahkan, sekarang, LPDB tengah menyiapkan skim pembiayaan untuk star-up, bagaimana mekanismenya. Selain itu, kami juga terus mendorong pelatihan kewirausahaan dan vocational," kata Agus seraya mengajak semua pihak untuk terus-menerus membangkitkan dan meningkatkan UMKM di Indonesia.
Deputi Pembiayaan Kementrian Koperasi dan UKM Braman Setyo menambahkan, terkait pembiayaan untuk UMKM sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dimana hingga 2019 pembiayaan untuk UMKM dari perbankan harus sudah berada di level 25%.
Saat ini, menurut catatan BI, baru 22% UMKM yang menikmati akses pembiayaan perbankan.
"Oleh karena itu, kita terus melakukan literasi keuangan kepada masyarakat UMKM di Indonesia untuk bisa mengakses perbankan dengan melakukan bimbingan teknis dan sosialisasi," imbuh Braman.
Di samping itu, kata Braman, pihaknya juga kini tengah menggodok alternatif pembiayaan bagi UMKM, yaitu skim pembiayaan khusus bagi usaha mikro.
"Kalau KUR itu kan untuk usaha mikro yang produktif. Nah, skim khusus ini nantinya bagi usaha mikro yang tidak masuk dalam persyaratan KUR. Kelas super mikro, kira-kira begitu istilahnya, yang jumlahnya juga banyak. Itu akan segera kita usulkan ke Kementrian Keuangan,"tandas Braman.
Sementara itu, dalam sambutan pembukaannya, Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengungkapkan, masa depan ekonomi Indonesia berada di tangan sektor industri kreatif.
"Meski kondisi ekonomi global tengah melemah, namun ada potensi besar di bidang ekonomi kreatif. Maka, kita semua harus fokus dan serius dalam pengembangan UMKM berbasis kreatif," kata Agus Marto.
Agus Marto mengakui masih banyak kendala yang menghadang UMKM di Indonesia.
Seperti akses pembiayaan rendah, akses pasar terbatas, keterbatasan kualitas SDM, plus minimnya riset bagi pengembangan produk UMKM.
"Solusinya, butuh dukungan semua pihak, termasuk BI, untuk memberdayakan UMKM," pungkas Agus Marto.