TRIBUNNEWS.COM - Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan Kunjungan Kerja (KunKer) ke Gudang Bulog untuk melihat dan memastikan ketersediaan ketahanan pangan dan memastikan beras untuk rakyat sejahtera (Rastra) dapat terdistribusi dengan baik di Sulawesi Tenggara.
"Kami beserta rombongan ingin melihat dan memastikan langsung kondisi mengenai ketersediaan dan kecukupan beras yang ada di gudang Bulog, khususnya Provinsi Sulawesi Tenggara," kata Oo Sutisna.
Oo Sutisna juga mengatakan, dalam hal ini Bulog mengembang dua misi yakni sebagai bamper stock nasional dan sebagai stabilator harga, baik stabilator harga di tingkat petani dimana ada batasan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebagai harga dasar, dimana Bulog wajib beli jika dibawah harga tersebut.
"Namun disisi lain, HPP juga sebagai batas atas terhadap harga di tingkat konsumen, sehingga kalau harga beras rata-rata medium/premium di atas harga yang sudah ditetapkan pemerintah, maka Bulog wajib melakukan operasi pasar atau dengan cara menekan harga agar kembali kepada harga yang normal," ungkap Politisi Gerindra tersebut.
"Kita sadari, pangan adalah hak asasi manusia, untuk itu negara wajib memenuhi dan menyediakannya secara terjangkau maupun tersedia, serta ini merupakan bagian penting juga dalam rangka berkunjung yang mencakup seluruh objek mitra kerja kami dan ini juga adalah hal yang baik untuk mendapatkan informasi di daerah," tegas Oo Sutisna.
Sementara itu, Kepala divisi regional (Kadivre) Bulog Sulawesi Tenggara, La Ode Amijaya Kamaluddin mengatakan, mekanisme yang mungkin nanti disepakati antara pemerintah pusat, Kementrian Perdagangan, Kementrian Pertanian, Bea dan Cukai terkait pintu masuk beras.
"Mungkin didatangkan dari luar, tapi hanya satu pintu dari Bulog terkait bagaimana cara memenuhi kebutuhan beras, bukan hanya program Beras Sejahtera (Rastra) saja di Sulawesi Tenggara, khususnya Kendari ini," kata dia.
Ia juga menambahkan, untuk stok beras yang ada di gudang Bulog Sulawesi Tenggara saat ini sebanyak 6.605 ton.
"Jumlah ketersediaan itu saya rasa cukup untuk sampai dengan 3 bulan ke depan," katanya.